Empat Dosen UNIPMA Hadiri Rakor Penguatan Fasilitator Sekolah Penggerak
Program Sekolah Penggerak (PSP) merupakan salah satu upaya untuk mempercepat transformasi pendidikan sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Program Sekolah Penggerak (PSP) merupakan salah satu upaya untuk mempercepat transformasi pendidikan sesuai dengan Kurikulum Merdeka. PSP memasuki angkatan ketiga dengan melibatkan lebih banyak satuan pendidikan. Melalui jargon tergerak, bergerak dan menggerakkan, diharapkan satuan pendidikan yang menjadi sekolah penggerak mampu menjadi role model implementasi Kurikulum Merdeka yang mengarah pada Profil Pelajar Pancasila.
Setiap Sekolah Penggerak didampingi oleh fasilitator yang dikoordinasikan oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur.
Sebagai bentuk penjaminan mutu Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP), BBGP Jawa Timur menggelar rapat koordinasi pada tanggal 4-7 Desember 2023 di Hotel Santika Premiere Gubeng Surabaya.
Rapat koordinasi ini untuk membahas progres sekolah dampingan dan penguatan kompetensi fasilitator. Rakor ini dihadiri 225 peserta dari unsur dinas pendidikan, BBGP Jawa Timur dan FSP angkatan 3.
Unipma Madiun (Universitas PGRI Madiun) sebagai salah satu kampus yang mempunyai jejaring dengan BBGP Jawa Timur memberangkat 4 dosen untuk mengikuti kegiatan tersebut.
FSP angkatan 3 dari UNIPMA Madiun terdiri dari Dr. Sardulo Gembong, M.Pd. Dr. Wachidatul Linda Yuhanna, M.Si, Dian Ratnaningtyas Afifah, M.Psi., Psikolog dan Hermawati Dwi Susari, M.Pd.
Area dampingan FSP dari UNIPMA Madiun terdiri dari Kota Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan. Melalui kegiatan ini, FSP dari UNIPMA menyampaikan progres sekolah dampingan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
“Selama 7 bulan terakhir, progres 6 sekolah dampingan sangat baik, sekolah mampu menyusun KOSP, kegiatan P5, pembelajaran inovatif berdiferensiasi, pembiasaan positif dan berbagai kegiatan sesuai Kurikulum Merdeka,” ungkap Dr. Linda Yuhanna, M.Si.
Selain laporan progres pendampingan, BBGP Jawa Timur juga memberikan pembekalan materi dampingan lanjutan kepada FSP berupa komunitas belajar, asesmen, adaptasi kurikulum, program pembelajaran individual, program transisi individu, dan literasi numerasi.
“Materi ini sangat relevan dan sesuai dengan kebutuhan sekolah dampingan,” ujar Dian Ratnaningtyas, FSP UNIPMA Kabupaten Ponorogo. Harapannya UNIPMA dan BBGP Jawa timur dapat lebih bersinergi dalam upaya mensukseskan program sekolah penggerak dan implementasi Kurikulum Merdeka. (*)
Apa Reaksi Anda?