Brigade Pangan di OKI Terus Dikawal, Mahasiswa Polbangtan Malang Turun ke Lapangan
Sumatera Selatan berhasil naik peringkat dalam produksi beras nasional, dari posisi kedelapan ke posisi kelima. Pencapaian ini menunjukkan komitmen daerah dalam meningkatkan sektor pertanian, termasuk…

TIMESINDONESIA, OGAN KOMERING ILIR – Sumatera Selatan berhasil naik peringkat dalam produksi beras nasional, dari posisi kedelapan ke posisi kelima. Pencapaian ini menunjukkan komitmen daerah dalam meningkatkan sektor pertanian, termasuk melalui Program Brigade Pangan.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah kegiatan monitoring lahan padi yang dilaksanakan oleh Brigade Pangan Sepungkut Jaya di Desa Sungai Belida, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pada Selasa (25/2/2025). Kegiatan ini melibatkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang), serta siswa SMKPP Sembawa dalam upaya mendampingi program Brigade Pangan.
Langkah monitoring ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) di daerah tersebut, yang merupakan salah satu strategi utama dalam memperkuat ketahanan pangan lokal. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa Program Brigade Pangan tidak hanya bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan lahan, tetapi juga menjadi model pemberdayaan petani secara berkelanjutan. Amran juga berpesan untuk kolaborasi dalam program optimalisasi lahan dan cetak sawah.
“BP adalah pasukan terdepan yang melibatkan petani dengan dikawal oleh penyuluh pertanian, Babinsa, dan pegawai ASN Kementan, serta generasi muda untuk berkolaborasi dalam mengoptimalkan sektor pertanian. BP menjadi garda terdepan dalam rangka menggerakkan para petani untuk lebih produktif, terutama bagi petani milenial,” ujar Mentan Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa mewujudkan swasembada pangan ini tidak bisa sendirian, kita harus terus bergandengan tangan dengan semua pihak.
Kegiatan ini diawali dengan perencanaan yang melibatkan identifikasi area lahan yang akan dimonitor. Selanjutnya, PPL bersama mahasiswa Polbangtan Malang melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mendeteksi tanda-tanda serangan hama dan penyakit, seperti kerusakan pada daun serta bercak yang mengindikasikan infeksi bakteri. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menentukan jenis hama dan penyakit yang menyerang serta tingkat keparahannya. Jika ditemukan ancaman yang serius, PPL menyusun rekomendasi tindakan pengendalian yang tepat bagi petani.
Dalam kegiatan ini, ditemukan adanya serangan penyakit kresek atau hawar daun yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini ditandai dengan perubahan warna daun yang awalnya hijau kusam, lalu menguning, dan akhirnya mengering. Menurut Koordinator Penyuluh, Nopriadi, penyebaran penyakit ini diperparah oleh kurangnya rotasi varietas tanaman setiap musim tanam, sehingga bakteri semakin resisten dan sulit dikendalikan.
Deteksi dini terhadap hama dan penyakit seperti yang dilakukan dalam kegiatan ini memungkinkan tindakan pencegahan dan pengendalian dilakukan lebih cepat sebelum serangan menyebar lebih luas. Pada kegiatan itu juga diperkenalkan teknologi pertanian modern yang ramah lingkungan, seperti penggunaan biopestisida dan metode pengendalian terintegrasi yang lebih berkelanjutan.
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana, selaku penanggung jawab Brigade Pangan di Sumatera Selatan, menegaskan komitmennya dalam mengawal program ini.
“Kami terus mendampingi Brigade Pangan dengan menurunkan mahasiswa Polbangtan Malang agar operasional program berjalan sesuai harapan dan ketahanan pangan dapat tercapai,” ujarnya.
Diharapkan, keberlanjutan Brigade Pangan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat memberikan hasil maksimal, meningkatkan kesejahteraan petani, serta memastikan ketersediaan pangan di wilayah tersebut.(*)
Apa Reaksi Anda?






