BKSAP DPR: Pemerintah Harus Tunjukkan Komitmen Hubungan Bilateral dengan Papua Nugini
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana bersama sejumlah delegasi melakukan kunjungan bilateral ke Papua Nugini. ...
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana bersama sejumlah delegasi melakukan kunjungan bilateral ke Papua Nugini. Dalam kunjungannya itu, Putu Rudana diterima langsung oleh Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape dan Penjabat Ketua Parlemen Papua Nugini, Koni Iguan.
“Terima kasih, kita bangga diterima bilateral dengan baik oleh Ketua Parlemen dan Perdana Menteri Papua Nugini. Mereka sangat ramah dan penuh dengan rasa kekeluargaan,” kata Putu Rudana kepada wartawan, Selasa, 13 Juni 2023.
Saat itu, Putu bersama sejumlah delegasi Parlemen Indonesia mengaku kaget disiapkan makan siang yang digunakan untuk menerima tamu kehormatan dengan kursi putih, ikat merah atau Bendera Merah Putih, dan disambut dengan tarian-tarian tradisional yang bagus dan indah.
“Waktu di Museum Rudana Bali, kita juga menerima kunjungan mereka dengan lingkungan budaya ada seni tari, seni tabuh, seni lukis dan mereka apresiasi. Kita jembatani untuk pembuatan patung founding father atau Perdana Menteri pertama Papua Nugini, yang akan dipasang di Gedung Parlemen. Founder Museum Rudana pun turut membantu, mereka sangat senang sekali,” ujarnya.
Sementara, Putu mengungkap pertemuan dengan Perdana Menteri dan Parlemen Papua Nugini selama hampir 1 jam membahas berbagai hal. Bahkan, kata dia, delegasi Parlemen Indonesia diundang langsung untuk mengikuti Sidang Paripurna Parlemen Papua Nugini dengan mengesahkan tujuh Undang-undang.
“Belum pernah terjadi di Papua Nugini (sahkan tujuh UU), biasanya dua UU. Karena mereka merasa ingin menunjukkan ke Indonesia bahwa Papua Nugini betul-betul negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Semua bicara kami merasa bangga salam hormat Parlemen Indonesia yang memantau sidang ini,” ungkap Legislator asal Bali ini.
Putu menyebut Duta Besar Papua Nugini yang ditunjuk untuk Indonesia, Simon Namis, terpesona melihat keakraban nan penuh hangat hubungan diplomasi antara delegasi Parlemen Indonesia dengan Parlemen Papua Nugini. Karena, kata Putu, Duta Besar Simon menyampaikan belum pernah terjadi dengan negara manapun hal seperti ini.
“Pak Duta Besar mengatakan kepada saya, bahwa diplomasi saat ini sangat luar biasa dan penuh keakraban. Dan belum pernah terjadi dengan negara manapun, kecuali Indonesia. Karena saya selalu melihat, bahwa Papua Nugini adalah negara tetangga terpenting buat Indonesia,” jelas dia.
Maka dari itu, Putu memanfaatkan momentum keakraban diplomasi dengan Parlemen Papua Nugini ini untuk mendorong kerja sama yang komprehensif antarkedua negara tersebut. Menurut dia, selama ini Indonesia absen untuk melakukan reach out kepada negara terpenting seperti Papua Nugini.
“Kita sebagai kakak mereka, ingin reach out turut membantu pembangunan berbagai bidang khususnya peningkatan capacity building, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, disamping juga lainnya,” ucapnya.
Selanjutnya, Putu mengatakan bagaimana Indonesia mendorong kerja sama bilateral dalam peningkatan capacity building, meningkatkan sumber daya manusia mereka. Apalagi, kata dia, Indonesia punya perguruan tinggi bagus dan vokasi yang banyak.
“Kita harus reach out ke mereka. Kita sebagai tetangga yang masuk dalam G20 dan Keketuaan ASEAN plus Keketuan secara Parlemen AIPA (ASEAN Inter-Parliamentary Assembly) tentu wajib hadir lebih konkret memberikan bantuan kepada masyarakat Papua New Guinea sehingga mereka tidak hanya menjadi penonton dalam berbagai peningkatan ekonomi dan pariwisatanya,” sebutnya.
Ketua Asosiasi Museum ini mengatakan Indonesia dan Papua Nugini saling mendukung multilateral parlemen. Lalu, parlemen kedua negara ini juga harus saling mengunjungi agar saling kenal. Tentu, kata dia, kedepankan soft diplomacy melalui budaya bahwa hubungan kekeluargaan.
“Tidak ada negara lebih hebat, lebih kecil. Tapi kekeluargaan, kebersamaan itu dan komitmen ini ada Indonesia,” katanya.
Dengan demikian, Putu menegaskan BKSAP DPR RI sebagai ujung tombak sudah melakukan hal-hal atau upaya-upaya maksimal menjaga hubungan diplomasi yang lama terbangun dengan Papua Nugini ini agar tetap baik. Kini, lanjut dia, tinggal bagaimana pemerintah untuk menindaklanjuti hubungan bilateral kedua negara tersebut.
“Sekarang tugas pemerintah sebagai eksekutif untuk menunjukkan komitmen-komitmen itu kepada negara Pasifik, khususnya Papua Nugini sebagai negara terbesar di kawasan Pasifik dan berbatasan langsung dengan Pulau tertimur Indonesia, menunjukkan leadership, kepemimpinan Indonesia sebagai kakak mereka di kawasan Pasifik, mendorong bumn-bumn kita untuk turut hadir dalam pertumbuhan ekonomi PNG baik dalam bidang perdagangan, investasi maupun retail ,” pungkasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?