Bencana Kekeringan di Pulau Lombok; Rannya Agustyra Kristiono Turun Tangan Bantu Warga Terdampak
Bencana kekeringan di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga awal Oktober ini kian meluas. Sejumlah titik di Pulau Seribu Masjid itu bahkan masuk dalam b ...
TIMESINDONESIA, MATARAM – Bencana kekeringan di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga awal Oktober ini kian meluas. Sejumlah titik di Pulau Seribu Masjid itu bahkan masuk dalam bayang-bayang kekeringan ekstrem. Calon anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan (Dapil) NTB II/Pulau Lombok dari Partai Gerindra, Rannya Agustyra Kristiono bersama Yayasan HBK Peduli turun langsung ke sejumlah lokasi terdampak kekeringan tersebut.
Menurut Rannya Agustyra Kristiono, selama ini persoalan dukungan air bersih bagi sebagian warga Pulau Lombok masih menjadi persoalan pelik. Tak terselesaikan, dan terus berlangsung dari tahun ke tahun.
Bencana kekeringan nyaris menjadi problem tahunan. Apalagi, pemerintah telah mengeluarkan imbauan ihwal ancaman krisis pangan atau ‘El Nino’ akibat kemarau panjang. Kondisi itu yang bagi Rannya Agustyra Kristiono dan Yayasan HBK Peduli, perlu mendapatkan perhatian seluruh pihak.
"Alhamdulilllah, saya berkesempatan untuk ikut kegiatan pembagian air bersih di Kecamatan Gunung Sari. Selesai di sini, saya langsung ikut bersama HBK Peduli Lombok Tengah membagikan air di Kecamatan Jonggat," papar Rannya Agustyra Kristiono di sela-sela menyalurkan air bersih, belum lama ini.
Putri Almarhum anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra yakni H. Bambang Kristiono (HBK) itu menerangkan, setiap harinya, HBK Peduli konsisten mengirim air bersih di empat kabupaten di Pulau Lombok yakni Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, dan Lombok Timur.
Kegiatan itu telah dilakukan sejak lama dan dirintis oleh almarhum ayah Rannya Agustyra Kristiono. Kini, sepeninggal ayahnya, Rannya lah yang menggantikan posisi almarhum mengomandoi gerakan HBK Peduli di banyak kegiatan-kegiatan sosial. Salah satunya penyaluran air bersih bagi warga terdampak kekeringan ini.
"Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan tetap HBK Peduli, yang dulu ayah saya Pak H. Bambang Kristiono kawali, tugas saya melanjutkan amanah beliau utk terus membantu masyarakat," ujar Rannya.
"Dulu, ayah saya telah memberikan contoh dan teladan bagaimana bisa hadir di tengah penderitaan rakyat. Sebagai anak, tugas saya adalah melanjutkan ikhtiar baik yang sudah dirintis oleh beliau sejak lama untuk masyarakat Pulau Lombok," sambung Rannya.
Ketua Tunas Indonesia Raya (TIDAR) Provinsi NTB itu menuturkan, selain setiap hari mendistribusikan air bersih, HBK Peduli juga telah membangun sejumlah sumur bor di empat Kabupaten di Pulau Lombok.
Sepanjang tahun 2022 silam, HBK telah berhasil membawa program aspirasi yang berasal dari Kemenhan RI untuk membangun sumur-sumur bor yang berada di titik-titik pemukiman warga yang selama ini selalu mengalami bencana kekeringan.
Sumur-sumur bor tersebut berhasil diperjuangkan HBK di Kemenhan RI untuk dibawa dan dipersembahkan kepada masyarakat Pulau Lombok yang beliau wakili.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, sebanyak 577.025 jiwa yang terdiri dari 163.699 kepala keluarga di 70 kecamatan di Provinsi NTB, terdampak kekeringan akibat fenomena alam El Nino.
Imbas dari itu, beberapa wilayah tersebut mengalami kekurangan air bersih, produksi hasil tanam petani berkurang, dan beberapa dampak lainnya. Untuk itu, dalam waktu dekat ini Pemprov NTB akan menggelar salat Istisqa’ atau salat minta hujan.
Apresiasi Masyarakat untuk Rannya dan HBK Peduli
Rannya Agustyra Kristiono mengaku bakal terus mencari kesempatan untuk terus bisa turun melihat kondisi masyarakat Pulau Lombok. Saat menyalurkan air bersih di Dusun Apitaik, Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Rannya menyempatkan diri berdialog bersama masyarakat.
Rannya mengaku banyak mendapat ilmu baru setelah berdiskusi langsung dengan warga, terutama tentang bagaimana warga tetap bertahan di tengah kondisi kekeringan dan sistem penyaluran air bersih apa yang sudah dikembangkan warga selama ini.
Menurut Rannya Agustyra Kristiono, salah satu yang harus tetap dirawat oleh masyarakat di tengah kondisi kekeringan adalah semangat gotong royong. Jika semangat gotong royong tetap bisa dipupuk dan dijaga, niscaya apapun persoalan yang datang akan dapat dilalui bersama-sama.(*)
Apa Reaksi Anda?