Belajar Pandangan Teologis Diakonia Lewat Program Lokakarya
Diakonia merupakan salah satu istilah yang mungkin sering didengar jika merujuk pada ajaran agama Kristen.
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Diakonia merupakan salah satu istilah yang mungkin sering didengar jika merujuk pada ajaran agama Kristen.
Diakonia adalah salah satu kata yang berasal dari Bahasa Yunani yaitu diakoneo. Artinya adalah melayani. Arti melayani yang dikonsepkan Allah lewat Alkitab bertentangan dengan arti melayani yang dikonsepkan dalam dunia.
Arti melayani yang dikatakan oleh Allah, adalah harus meninggalkan keakuan dan bersedia menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi.
Untuk memberikan wadah bagi seluruh Gereja Lutheran di Asia Tenggara belajar bersama dari pandangan teologis dan implementasi diakonia, Lutheran World Federation (LWF) menggelar program lokakarya. Program tersebut bertajuk Southeast Asia Diaconal Workshop 2023, dengan menggandeng Komite Nasional LWF Indonesia (KNLWF Indonesia).
Lokakarya ini diselenggarakan atas inisiasi dari Pdt. Katariina Kiilunan selaku Eksekutif Program, Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Kepemimpinan LWF bersama Pdt. Dedi Pardosi selaku Direktur KNLWF Indonesia, sebagai koordinator proyek.
Program yang digelar perdana di Indonesia, tepatnya di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara 24 hingga 26 Oktober 2023 ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta model pelayanan diakonia di Asia Tenggara. Fokus utamanya adalah mengumpulkan para pekerja diakonia gereja saling berbagi dan belajar dari pengalaman berdiakonia di berbagai konteks.
“Secara garis besar, ini adalah lokakarya untuk meningkatkan keterlibatan dan kapasitas warga dan pekerja gereja dalam pekerjaan diakonia,” ujar Pdt. Katariina Kiilunan.
Lokakarya ini dihadiri oleh peserta dari berbagai negara mulai dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Cambodia dan terdiri dari 50% partisipan perempuan, serta 20% partisipan dari kaum muda.
Lewat lokakarya ini setiap peserta bisa mendapatkan metode atau inspirasi baru dalam pendekatan di pelayanan diakonia skala jemaat lokal. Selanjutnya beberapa dari mereka memiliki kesempatan untuk membagikan pengalaman serta metode agar menjadi inspirasi bagi sesama pelayan gereja.
“Perbedaan gender dan usia menjadi salah satu faktor untuk memperluas jenis pelayanan. Karena berdiakonia juga harus bisa menolong setiap lapisan masyarakat dalam derasnya arus perubahan budaya,” kata Pdt. Katariina Kiilunan.
Southeast Asia Diaconal Workshop 2023 menyajikan sesi pemahaman gereja yang berdiakonia dalam konteks Asia Tenggara, pembahasan pemahaman alkitab secara teologis mengenai gereja berdiakonia, dan menelaah teks alkitab tentang bagaimana diakonia dilaksanakan.
Kemudian penyampaian contoh-contoh kerangka berpikir gereja yang berdiakonia di berbagai isu sosial seperti isu gender, politik, krisis pemuda dalam keadilan maupun psikologi. Termasuk sesi sharing pengalaman berdiakonia dari beberapa pekerja gereja di Asia Tenggara.
“Karena melalui sebuah pemahaman dasar teologis, kesadaran akan isu-isu terkini, serta beberapa contoh kinerja yang sudah berlangsung bisa menginspirasi peserta dalam melakukan hal-hal baru di masing-masing konteks,” jelas Pdt. Katariina Kiilunan.
Apa Reaksi Anda?