BBPP Ketindan Dampingi Peningkatan Nilai Tambah Produk Pertanian Petani UPLAND
Workshop Social Marketing dan Nutrition Awareness Kegiatan “The Development of Integrated Farming System in Upland Area” (UPLAND) yang ditujukan untuk peningkatan kes ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Workshop Social Marketing dan Nutrition Awareness Kegiatan “The Development of Integrated Farming System in Upland Area” (UPLAND) yang ditujukan untuk peningkatan kesadaran gizi dalam kegiatan rantai nilai dan pemasaran bagi Poktan/Gapoktan/KWT, Koperasi/BUMP, Offtaker, serta Lembaga pembiayaan di lingkup kegiatan UPLAND, diselenggarakan di Kota Bandung. Kegiatan ini diperuntukkan bagi petani sasaran yang berasal dari Kabupaten Lebak dan Subang.
Sebanyak 66 orang peserta dari kedua Kabupaten itu adalah pendamping, anggota Kelompok Tani dan Wanita Tani, yang mengikuti kegiatan selama tiga hari di pertengahan November 2023. Dalam kesempatan tersebut, Saptini Mukti Rahajeng, Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, turut berpartisipasi mendampingi peningkatan kompetensi peserta dengan menyampaikan materi Strategi dan Inovasi Nilai Tambah Bagi Pengembangan Usaha.
Selain meningkatkan kesadaran gizi, peserta diajak untuk bisa merencanakan kegiatan nilai tambah dan memasarkan produk yang dihasilkan.
“Strategi Nilai Tambah tidak hanya dapat dijalankan di sub-sistem hulu dengan penyediaan bahan-bahan budidaya yang sehat dan bermutu, tapi juga proses budidaya terstandar dan pola tanam yang dapat menyediakan produk beragam bagi tersedianya jaring pengaman pemasaran.” jelas Ajeng, sapaan akrabnya.
“Umumnya produk pertanian mengalami ketidakpastian harga pasar, yang menyebabkan pendapatan menurun secara signifikan ketika harga kecil. Pola tanam polikultur bisa menjadi solusi dengan menyediakan produk-produk untuk kesempatan pasar lainnya,” imbihnya.
Selain sub sistem hulu, kegitan nilai tambah bisa diterapkan pada subsistem hilir, dengan melakukan kegiatan pascapanen yang baik dan tepat. Pengeringan panenan adalah salah satu strategi penyelamatan yang dapat dilakukan pada sejumlah besar panenan, terutama panenan hortikultura yang bersifat mudah rusak (perishable). Oleh karena itu, pengeringan dipilih sebagai tindakan awal, sebelum diolah menjadi produk jadi melalui tindakan penciptaan nilai.
Aneka sayur instan, pengharum ruangan dari bunga kering, minuman seduhan buah kering yang dikombinasi bunga edible kering, adalah banyak contoh dari produk bernilai tambah dari prosedur awal pengeringan. Tidak tanggung-tanggung, keuntungan hingga 99% dapat diperoleh dari prosedur itu.
Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, nilai tambah adalah salah satu cara meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar global.
“Peningkatan nilai tambah, selain meningkatkan kualitas juga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya” papar Dedi dalam satu kesempatan.
“Nilai tambah sektor pertanian memberikan pengaruh signifikan pada penyerapan tenaga kerja, yang berdampak pada perkembangan kesejahteraan masyarakat. Nilai tambah yang baik dapat menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas, dan menjamin ketersediaan produk karena adanya pasar yang membutuhkan” imbuhnya. (*)
Apa Reaksi Anda?