Antara TMMD, Ternak Ikan Nila dan Penurunan Stunting di Sumberpetung Kalipare
Peternak ikan nila di Waduk Sutami Karangkates, Kabupaten Malang berhasil membangun keramba ikan dengan bantuan program TMMD Kodim 0818 Kabupaten Malang. Inovasi ini diha ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Peternak ikan nila, Yulianto di Desa Sumberpetung, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang yang hampir 15 tahun menekuni keramba ikan ini merasa bahagia dengan hadirnya prajurit TNI can bantuan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Kodim 0818 Kabupaten Malang di daerahnya mulai 20 September sampai 19 Oktober mendatang. Keramba ikan nila ini tidak sekedar menghidupi warga setempat tapi juga dapat menjadi pemenuhan gizi pritein untuk warga setempat dalam menekan angka stunting.
Yulianto bercerita untuk bikin keramba ini, membutuhkan biaya sebesar 15 juta rupiah per keramba. Dia memiliki 9 keramba dengan berbagai ukuran. Keramba yang dibangun memiliki ukuran 15 x 20 meter dengan kedalaman 7 meter. Namun, ada juga keramba dengan ukuran 10 x 15 meter, tergantung pada modal yang dimiliki demikian pula peternak ikan lainnya.
Untuk memulai beternak ikan, Yulianto membeli bibit ikan nila dengan berbagai harga mulai 50 rupiah hingga 350 rupiah perekor. Tiap keramba mampu tampung sampai 5000 bibit. Bibit ikan ini dibeli dari Blitar dan Sidoarjo. Selama 20 tahun terakhir, Yulianto dan keluarganya telah melanjutkan tradisi beternak ikan yang telah dilakukan secara turun temurun dikeluarganya.
Namun, pada tahun 2015, Yulianto mengalami kerugian besar akibat banjir. Hampir semua petani ikan nila di daerah tersebut mengalami kebangkrutan karena kehilangan keramba mereka. Kerugian yang dialami oleh Yulianto mencapai ratusan juta rupiah karena banjir terjadi pada masa panen ikan.
Yulianto mengaku senang, dalam program TMMD Kodim 0818 Kabupaten Malang ke-118, keramba ikan nila menjadi salah satu fokus utama. Program ini bertujuan untuk membantu peternak ikan dalam menciptakan inovasi pakan alternatif yang selama ini mahal. Sebagai gantinya, ikan nila hanya diberi makan enceng gondok, daun, dan batang talas.
Masa panen ikan nila berkisar antara 1,5 hingga 2,5 tahun, karena itu diatur sustem ternak ikannya agar tiap bulan mereka mendapatkan panen. Saat ini, harga ikan nila di pasaran mencapai 22 ribu rupiah per kilogram, sedangkan harga bibit tergantung pada ukuran ikan yang dibeli, antara 50 hingga 350 rupiah per ekor. Untuk memulai beternak ikan, diperlukan sekitar 5 ribu bibit.
Hasil panen ikan nila dari keramba ini banyak dijual di kawasan Malang Raya. Mereka juga bersaing dengan produk ikan nila dari Lamongan dan Sidoarjo. Yulianto berharap, melalui program TMMD ini, peternak ikan bersama dengan para prajurit TNI dapat menciptakan pakan ikan alternatif yang lebih terjangkau.
Dandim 0818 Malang Batu, Letkol Arief Nurbianto, turut berpartisipasi dalam program TMMD ini. Ia melihat langsung keramba ikan dan berdiskusi dengan para petani ikan. Dalam program ini, Arief mengajak prajurit TNI untuk berinovasi dalam meningkatkan daya tahan fisik keramba agar tidak mudah rusak. Ia juga mengajak dinas perikanan pemkab Malang serta kalangan akademisi untuk berkolaborasi dalam menciptakan pakan alternatif untuk budidaya ikan nila.
Dengan produktivitas panen yang meningkat, diharapkan konsumsi protein dari ikan nila juga akan meningkat. Selama ini, sumber protein di daerah tersebut terbatas hanya pada telur, namun dengan budidaya ikan nila ini diharapkan dapat menekan angka stunting di desa Sumberpetung yang saat ini memiliki 10 kasus stunting. Protein dari ikan nila lokal diharapkan dapat membantu dalam mengatasi masalah tersebut.(*)
Apa Reaksi Anda?