UM Beri Pelatihan Warga Sanan Ubah Minyak Bekas Penggorengan Jadi Scented Candle
Kampung Tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Blimbing, Kota Malang terkenal produksi tempenya. Mulai dari tempe mentah, kripik tempe, hingga olahan tempe yang lain. ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Kampung Tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Blimbing, Kota Malang terkenal produksi tempenya. Mulai dari tempe mentah, kripik tempe, hingga olahan tempe yang lain. Dari situ, penggunaan minyak oleh warga sudah bisa dipastikan cukup tinggi. Tentunya ini juga berbanding lurus dengan potensi besarnya limbah minyak yang mereka hasilkan.
Mengatasi hal ini, civitas Universitas Negeri Malang (UM) menggelar pelatihan kepada warga kampung tempe Sanan, untuk mengubah limbah minyak bekas penggorengan menjadi scented candle atau lilin yang memiliki aroma, seperti layaknya parfum.
Hal ini dilakukan sebagai implementasi dari program eco-green campus.Tujuan dari kegiatan ini adalah membekali masyarakat Kampung Sanan dengan keterampilan baru untuk mengolah limbah menjadi barang yang siap guna dan bernilai jual.
Ketua penelitian yang juga dosen FMIPA UM, Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes., Ph.D mengatakan, pihaknya bersama mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini sebelumnya telah melakukan riset dan uji coba terkait inovasi pembuatan scented candle dari limbah sisa penggorengan tempe di Kampung Sanan tersebut.
"Ternyata hasilnya memuaskan dan layak untuk disebar luaskan dan diajarkan kepada masyarakat Kampung Sanan untuk membantu mereka mengatasi masalah limbah dan memberikan ilmu baru tentang pengolahan scented candle,” ucapnya Selasa (4/7/2023).
Menurutnya, limbah minyak sisa penggorengan dapat menjadi masalah lingkungan dan kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan baik. Dari hal tersebut, muncullah inovasi untuk memanfaatkan limbah ini menjadi produk yang bermanfaat.
"Scented candle yang dihasilkan dari limbah minyak sisa penggorengan ini memiliki aroma yang menyegarkan dan ramah lingkungan. Selain itu, para sivitas UM juga memberikan informasi tentang pemasaran produk dan cara meningkatkan kualitas produk untuk meningkatkan penjualan," pungkasnya.
Ketua POKDARWIS Kampung Sanan, Trinil Sri Wahyuni mengatakan, program pelatihan ini sangat membantu masyarakat dalam menangani limbah.
“Dengan adanya pelatihan ini, kami tidak bingung lagi untuk mengurus limbah penggorengan yang banyak sekali setiap harinya. Mulai hari ini kami bisa memanfaatkan limbah yang tidak bernilai ini menjadi barang yang lebih bermanfaat dan bernilai jual,” ujarnya.
Program pelatihan pembuatan scented candle dari limbah minyak sisa penggorengan ini diharapkan dapat membantu warga Kampung Industri Tempe Sanan dalam meningkatkan keterampilan dan pendapatan mereka serta mengurangi dampak negatif bagi lingkungan.
"Selain itu, program ini juga dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam memanfaatkan limbah menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual tinggi. Dengan adanya program-program ini, diharapkan masyarakat dapat semakin sadar akan pentingnya pengolahan limbah dan menjaga lingkungan yang sehat dan bersih," pungkasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?