UB Buka Suara Soal Viralnya Maba Tumbang Usai Dijemur Saat Praospek
Universitas Brawijaya (UB) buka suara soal viralnya sejumlah mahasiswa baru (Maba) diduga tumbang saat mengikuti kegiatan praospek Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa B ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) buka suara soal viralnya sejumlah mahasiswa baru (Maba) diduga tumbang saat mengikuti kegiatan praospek Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKK Maba) tahun 2023.
Dari informasi yang beredar di media sosial Twitter, sejumlah Maba mengeluh banyak yang tumbang hingga tertidur di ranjang lipat.
Mereka diduga tak kuat dengan kondisi terik panas saat mengikuti latihan paper mob atau atraksi koreografis dari banyak kertas di lapangan rektorat UB, Minggu (13/8/2023).
Menanggapi kejadian tersebut, Ketua Pelaksana PKK Maba UB 2023, Pugoh Ananta Putra mengatakan, dari laporan tim kesehatan setidaknya ada 30 Maba beristirahat di posko kesehatan, karena tak kuat mengikuti kegiatan tersebut.
"Yang terkonfirmasi ke saya 30 Maba, tapi nanti kita korsscek lagi dari tim kesehatan UB," ujar Pugoh, Senin (14/8/2023).
Banyaknya Maba yang beristirahat, kata Pugoh, karena terdapat beberapa hal, seperti ada yang belum sarapan, memiliki penyakit bawaan dan penyembuhan pasca operasi.
Namun, ia menegaskan bahwa dari informasi yang viral tersebut, maba-maba itu hanya beristirahat, tidak ada yang pingsan.
"Menjawab banyaknya yang sakit, kami dari tim medis memang beberapa ada yang tumbang terkait itu (sakit), tapi hal itu karena satu ada yang belum sarapan, memiliki penyakit bawaan, ada yang pasca operasi atau sedang penyembuhan," jelasnya.
Hal ini, juga menjadi bahan evaluasi bagi pihaknya untuk rangkaian kegiatan selanjutnya dalam PKK Maba UB 2023.
"Kami percaya sebaik-baiknya hasil adalah evaluasi. Evaluasi ini akan kami jadikan sebuah pondasi untuk rangkaian-rangkaian berikutnya," imbuhnya.
Sementara, dari pantauan TIMES Indonesia pada pembukaan PKK Maba UB 2023, Senin (14/8/2023), diperkirakan ada 15.488 Maba yang ikut dan dikumpulkan di Gedung Samanta Krida.
Saat ini, setidaknya sudah ada 11 posko kesehatan yang dipersiapkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Nantinya, jika ada yang dibutuhkan, seperti Maba sakit dan butuh rujukan, bakal diarahkan ke Rumah Sakit UB dan diantarkan oleh Ambulance yang sudah tersedia.
"Di setiap titik ada 6 mobil ambulance, kita lengkapi dari teman-teman lakesma, tenaga kesehatan dari KSR dan teman-teman panitia raja Brawijaya. Nanti yang sakit akan dianalisis, didiagnosis dan kalau butuh rujukan akan kita bawa ke RS UB atau klinik UB," jelas Pugoh.
Kemudian, soal keluhan lain tentang pengeluaran biaya yang dinilai mahal guna memenuhi kebutuhan atribut, Pugoh menyebut bahwa hal ini sudah sesuai ketentuan dan hampir sama dengan tahun sebelumnya.
"Terkait tugas ospek yang mahal, tugas ini selaras dari kebutuhan teman-teman Maba juga. Contoh buku yang dibawa buku bekas yang akan disumbangkan, terus terkait dengan pakaian bekas, ini selaras dengan program UB tentang green kampus," ungkapnya.
Ia juga telah menghitung dan menurutnya hal ini wajar dan tidak ada yang mahal.
"Kalau kita hitung dan sebagainya, tidak terlalu mahal dan itu bisa kita korsscek bersama terkait kebenaran hal tersebut. Kemudian soal tugas yang padat, sudah kita longgarkan pengumpulan sampai tanggal 20," tuturnya.
Terpisah, Rektor UB Prof Widodo saat menanggapi peristiwa ini mengatakan bahwa dirinya belum tahu secara detail soal keluhan yang viral.
"Saya sendiri belum tahu terkait yang viral itu. Nanti saya tentu segera akan evaluasi kejadian tersebut, termasuk bentuk penugasannya," ungkapnya.
Ia juga menampik kabar soal biaya kebutuhan mengikuti PKK Maba UB 2023 yang mahal.
"Mestinya gak ada yang mahal dan kita tidak menarik uang langsung dari mahasiswa dan penugasan-penugasan tidak mahal, nanti kita evaluasi," tandasnya. (d)
Apa Reaksi Anda?