Polbangtan Malang Bahas Keunggulan Pupuk Organik dalam Bimtek di Badung

Polbangtan Malang Bahas Keunggulan Pupuk Organik dalam Bimtek di Badung ... ... ...

April 10, 2023 - 21:30
Polbangtan Malang Bahas Keunggulan Pupuk Organik dalam Bimtek di Badung

TIMESINDONESIA, BADUNG – Peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian merupakan bagian dari faktor utama dalam mewujudkan pembangunan di sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional. Kementerian Pertanian (Kementan) sangat mendukung hal tersebut. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo tiada henti mengajak penyuluh aktif mengawal dan mendampingi petani, untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian antara lain dengan penggunaan pupuk organik. 

"Pasalnya, menjaga tanah dan kesuburannya, menjadi kewajiban bagi petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan pemupukan berimbang," katanya.

Hal itu, kata Mentan Syahrul, sejalan arahan Presiden RI Joko Widodo, bahwa harus menjamin ketersediaan pangan seluruh rakyat Indonesia. Artinya, kebutuhan pangan 270 juta rakyat wajib kita kawal dan tidak boleh terganggu sama sekali.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BBPSDMP) Dedi Nursyamsi, menekankan perlunya meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian, guna mengoptimalkan kegiatan pembinaan, pengawalan, dan pendampingan kepada petani antara lain sosialisasi pupuk organik melalui pupuk organik.

"Genta Organik mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri. Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kimia," kata Dedi Nursyamsi.

Kementan melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) yang berkolaborasi dengan Komisi IV DPR RI menggelar Kegiatan Bimbingan Teknik (BIMTEK) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh dengan harapan dapat mewujudkan pembangunan di sektor pertanian tersebut. Kegiatan BIMTEK ini dilaksanakan Minggu (9/4/2023) di Bagos Agro Pelaga Resort di Kabupaten Badung, Bali. 

Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Polbangtan Malang yang diwakili oleh Koordinator Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Ugik Romadi, Anggota Komisi IV DPR-RI I Made Urip, dan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana serta 100 orang peserta terdiri dari Penyuluh Pertanian di Kabupaten Badung. Tema kegiatan Bimtek kali ini adalah “Solusi Kelangkaan Pupuk dengan Pupuk Organik dan Agensia Hayati Menuju Kedaulatan Pangan”.

Ugik Romadi dalam sambutannya mengatakan bahwa Bimtek ini terlaksana karena adanya kemitraan antara Komisi IV DPR RI dan Kementerian Pertanian. Menurut data Badan Pusat Statistik 2022, petani dan penyuluh Indonesia setiap hari mengalami penurunan baik secara kuantitas dan kualitas, dari kuantitas penyuluh setiap tahun banyak yang purna tugas namun tidak diimbangi dengan jumlah rekruitmen penyuluh. 

Sekarang ini, kata Ugik, penyuluh di Indonesia kurang lebih hanya 31.000 orang. Dari sisi petani semakin hari mengalami penurunan dari 270 jt penduduk Indonesia jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian termasuk sektor pertanian, perikanan, perkebunan dan lain-lain, itu kurang lebih 40 juta orang. Dan yang spesifik bekerja di bidang pertanian hanya 34 jt orang atau sekitar 8% dari total jumlah penduduk. 

"Dari 34 juta orang petani tani, petani mudanya atau petani melenialnya yg usianya antara 19 – 39 tahun hanya sekitar 2,7 juta orang atau sekitar 12 persen saja," ujarnya. 

Dari sisi kelembagaan penyuluh tidak menentu, penyelengaraan proses penyuluhan juga masih belum fokus dengan tupoksi masing-masing, dari segi pembiayaan perlu adanya penambahan dan pengembangan. Komisi IV dengan Kementerian Pertanian setiap tahun berupaya untuk melaksanakan kegiatan Bimtek untuk membantu mengurai permasalahan tersebut. 

Anggota Komisi IV DPR RI I Made Urip menyampaikan bahwa ruang lingkup komisi IV sangat luas yaitu bermitra dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perikanan, Badan Pangan Nasional dan Bulog. 

Ia meminta Kabupaten Badung tetap fokus untuk melakukan dan menerapkan Peraturan Daerah terkait Perlindungan Lahan Pertanian. Ia menyampaikan bahwa kebutuhan pupuk di Indonesia belum bisa dipenuhi dari APBN, sehingga penggunaan pupuk organik, dianggap sebagai solusi. 

"Pemerintah melalui Kementan untuk mendukung penggunaan bahan organic ini diadakan program yang disebut UPPO (Unit Pengolahan Pupuk Organik)." ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana, menyampaikan bahwa sektor pertanian menghadapi tantangan yang sangat luar biasa, tidak terkecuali di Badung seperti salah satunya masifnya alih fungsi lahan. 

Selain alih fungsi lahan badung juga memiliki masalah dari jumlah SDM pertanian, sekarang ini Kabupaten Badung sedang mengajukan sekitar 30 orang penyuluh ke MenPANRB. Rata-rata umur petani di Kabupaten badung sudah berada di atas 56 tahun, sehingga untuk meningkatakan jumlah petani dengan meningkatkan jumlah petani muda atau petani melenial. 

Masalah lain yang ada di Badung adalah kelangkaan pupuk kimia sehingga harga menjadi sangat mahal. "Oleh sebab itu materi bimtek kali ini terkait Pupuk Organik, Pupuk hayati dan agensia hayati menjadi tepat," ujarnya. 

Niken Rani selaku pemateri “Solusi Kelangkaan Pupuk dengan Pupuk Organik dan Agensia Hayati Menuju Kedaulatan Pangan” menyampaikan bahwa lemahnya penggunaan pupuk organik di sekitar petani karena masih tingginya ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia. 

Pupuk organik merupakan produk akhir dari suatu proses dekomposisi suatu bahan organik yang mengandung rantai karbon tinggi (selulosa, hemiselulosa dan lignin) serta dapat digunakan untuk memasak hara tanah, serta memperbaiki lingkungan tumbuh-tumbuhan. 

Pupuk organik mengandung hara untuk tanaman yang sangat lengkap seperti Nitrogen, Fosfor, kalium, kalsium, magnesium, sulfur, boron, besi, tembaga, seng dan mangan. Pemenuhan hara tanaman dengan bahan prganik dapat dilakukan dengan tiga tingkatan yaitu (pupuk organik, pembenah tanah dan agensia hayati). 

I Ketut Punia selaku pemateri “Pembenah Tanah dan Agensia Hayati Mengurangi Pemakaiaan Pupuk Kimia” menyampaikan bahwa banyak sekali tumbuhan yang menjadi sumber mikroba yang baik untuk pertumbuhan, seperti daun kelor memiliki mikroba yang mampu mengikat nitrogen, daun pisang sebagai penambat mikroba yang mampu mengikat posfat, kelapa mampu mengikat kalium. 

"Dengan memanfaatkan bahan organik yang sangat banyak di sekitar kita, maka sejatinya kita tidak membutuhkan pupuk kimia," ujarnya.

Bahan organik lain yang dapat digunakan untuk pembenah tanah adalah biocarbon. Biocarbon ini adalah kayu yang dibuat menjadi arang, arang ini akan memiliki sifat pengikat bagi mikroorganisme. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow