PHRI Respon Satu Tiket Satu Apel Kota Batu
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu merespon usulan satu tiket satu apel yang direkomendasikan Forum Desa Wisata (Fordewi) Kota Batu. ...
TIMESINDONESIA – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu merespon usulan satu tiket satu apel yang direkomendasikan Forum Desa Wisata (Fordewi) Kota Batu.
Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi mengatakan bahwa apa yang direkomendasikan Fordewi sebenarnya sebuah program lama yang sudah diterapkan di beberapa tempat rekreasi dan hotel.
"Sebetulnya ini (satu tiket satu apel) program lama untuk satu wisatawan satu apel di sebagian Taman Rekreasi di Batu dan satu kamar tiga apel bagi sebagian hotel di kota Batu," ujar Sujud.
Hanya saja, Sujud menbenarkan bahwa saat ini perlu sebuah penekanan, agar lebih intens dan dilakukan oleh banyak obyek wisata dan hotel di Kota Batu.
Menurutnya, sebaiknya program ini tidak hanya dilakukan di hotel dan obyek wisata saja, namun seharusnya juga dilaksanakan di desa wisata juga. Disamping desa wisata juga harus menjamin kontinuitas produksi apel.
"Sosialisasi himbauan ini ke anggota PHRI pasti kita lakukan, lagi pula tidak semua anggota PHRI bisa melaksanakan ini.
Karena tidak semua hotel berbintang di Kota Batu, ada juga hotel non bintang yang tentunya akan tidak mudah dengan kebijakan ini," ujar Direktur Taman Rekreasi Selecta ini.
Menurutnya, program ini tidak harus didukung payung hukum berbentuk perda, tapi harus dipilah dulu dengan hati-hati, mana hotel atau taman rekreasi yang harus melakoni program yang direkomendasikan Fordewi ini.
Baca juga : Ini 5 Rekomendasi Penting Jambore Desa Wisata di Kota Batu
Selain itu, kata Sujud, bentuk CSR yang bisa diberikan bukan hanya berbentuk dana atau pembiayaan, namun bisa juga berupa bantuan manajerial pengelolaan atau berbentuk bantuan lainnya.
Sementara itu, Titik S Ariyanto, Marketing & PR Manager Jatim Park Group menyatakan bahwa usulan Fordewi ini merupakan usulan yang menarik untuk mengangkat branding Kota Batu.
Namun sebelum melaksanakannya, ada beberapa hal yang harus dikaji lebih mendalam. "Apakah sudah dilihat di lapangan kondisi petani apel, berapa jumlah produksinya. Apakah sudah dicek juga berapa nilai jualnya, karena harga buah apel tidak stabil. Belum lagi pengusaha harus berhitung ulang dari harga tiket," ujarnya. (*)
Apa Reaksi Anda?