Petik Tirta Amarta Jadi Pembuka Festival Kali Brantas II Kota Malang
Petik Tirta Amerta diawali dengan arak-arakan dengan membawa gentong dan bumbung bambu berjalan dari pintu masuk Arboretum menuju Titik Nol Sumber Brantas. ... ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis) Kota Malang berkomitmen menjaga dan melestarikan air sebagai sumber kehidupan. Wujud komitmen mereka dengan membuat gerakan kampanye pelestarian kali Brantas melalui Festival Kali Brantas (FKB) II.
Ketua Forkom Pokdarwis kota Malang, Isa Wahyudi mengatakan, kegiatan FKB II diawali dengan Petik Tirto Amerto di Titik Nol Sumber Brantas sebagai tanda dimulainya FKB II Kota Malang.
"Titik nol sumber Brantas berada di desa Sumber Brantas, Kota Batu tepatnya di kawasan konservasi kebun raya mini Arboretum Sumber Brantas (ASB) yang dikembangkan oleh Perum Jasa Tirta I dengan tujuan untuk pelestarian mata air Sungai Brantas sebagai daerah resapan air," kata Isa Wahyudi di kota Batu, Jumat (21/7/2023) malam.
Isa Wahyudi yang akrab disapa Ki Demang mengungkapkan, kegiatan Petik Tirta Amerta diawali dengan arak-arakan dengan membawa gentong dan bumbung bambu berjalan dari pintu masuk Arboretum menuju Titik Nol Sumber Brantas.
"Barisan pertama adalah penari Petik Tirta Amarta, pasangan pembuka jalan, sesepuh pemangku adat pembawa sesajen, rombongan pembawa bumbung dan sesepuh kampung," ujarnya.
Sesampai di Titik Nol Sumber Brantas, lanjut Ki Demang, para penari menuju altar yang berada di atas sumber dan menari tari ritual petik tirta amarta. Para sesepuh dan pemangku adat berdoa tepat di atas sumber dengan sesajen lengkap menyampaikan hajat dan memanjatkan doa-doa.
"Setelah itu satu persatu mengambil air diawali dari penari terlebih dahulu baru rombongan ibu-ibu yang membawa bumbung air," ujarnya.
Tarian Tirta Amarta ditarikan oleh lima gadis semua berbusana putih berselendang merah, hijau, biru, kuning dan hitam.
Ki Demang yang merupakan penggagas Kampung Budaya Polowijen menambahkan, jumlah lima penari menandakan sedulur papat lima pancer secara simbolis bermakna empat arah penjuru mata angin yang berpusat pada manusia.
"Demikian pula air kali Brantas dari sumber Brantas yang mengelilingi gunung Kelud dan gunung Arjuna melintasi 14 Kota kabupaten di Jawa Timur lewat ke arah timur lalu ke selatan ke barat terus ke utara ke laut lepas kali Mas Surabaya dan kali Porong Sidoarjo," beber Ki Demang.
Ketua Dewan Kesenian Kota Batu, Sunarto mengapresiasi warga kota Malang berkenan mengambil air di sumber Brantas.
"Petik Tirto Amerto ini memberikan pertanda upaya pelestarian air sekaligus memberikan sentuhan ruh dan senyawa agar manusia menyatu dengan alam, mengingatkan akan kejernihan hati dan pikiran serta ketulusan bahwa kita harus menjaga air untuk kehidupan," kata Sunarto.
Petik Tirto Amerto di Titik Nol Sumber Brantas Kota Batu mengawali rangkaian event Festival Kali Brantas II. Event-event berikutnya diantaranya Kenduren Kali Brantas di Kampung Keramik Dinoyo, Larung Sesaji Labuh Kali Brantas di Kampung Grabah Penanggungan, kampanye Bersih Kaliku Putih Kampungku di Kampung Putih Klojen, Nyanyian Brantas Kaliku Arema Kampungku di Kampung Biru Arema, Gugur Gunung Metri Kali Brantas di Kampung Tridi Kesatrian, Warna Warni Nyadran Kali Brantas di Kampung Warna Warni Jodipan, dan Lampion Nyuluh Kali Brantas di Kampung Lampion Jodipan bebarengan dengan peringatan Hari Sungai Nasional 27 Juli.
Hadir dalam event Petik Tirto Amerto dalam Festival Kali Brantas diantaranya, perwakilan Dinas Pariwisata Kota Batu, Dewan Kesenian Kota Batu, Pamong Budaya Jawa Timur, Perempuan Bersanggul Nusantara, Komunitas Kebaya Indonesia Kabupaten Malang, Matra Nusantara, Kampung Budaya Polowijen, Kampung Satrio Turonggo Jati, Kampung Kramik Dinoyo, Kampung Tridi Kesatrian, Penari Gong Production Singhasari, Pemerintah Desa Sumber Brantas yang semua dikawal oleh Perum Jasa Tirta I sebagai pemangku wilayah. (*)
Apa Reaksi Anda?