Mafindo Malang Tingkatkan Kesadaran Publik Lawan Hoaks

TIMESINDONESIA, MALANG – Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Malang menghadirkan sebuah kampanye yang tak hanya menyenangkan tetapi juga bermanfaat. Kampanye Prebunking yang digelar di Alun-Alun Merdeka Malang, telah berhasil memikat hati warga Malang.

Para peserta diajak berpartisipasi dalam berbagai permainan menarik, termasuk ular tangga, board games fandom, dan photo booth. Tidak hanya sekadar bermain, mereka juga berkesempatan untuk memenangkan cenderamata yang menggiurkan. Pengunjung Alun-Alun Merdeka, Kota Malang tak henti-hentinya merasakan kebahagiaan sepanjang siang hingga sore saat mengikuti Kampanye Prebunking.

Koordinator Wilayah Mafindo Malang, AA Ayu Mirah Krisnawati, menjelaskan tujuan dari kampanye ini. "Mafindo Malang mengajak masyarakat agar lebih waspada terhadap hoaks menjelang Pemilu," katanya, Minggu (23/10/2023).

Kampanye Prebunking memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran hoaks dan memberikan vaksin antihoaks kepada masyarakat. Pemilu seringkali menjadi ajang penyebaran informasi salah yang dilakukan oleh individu yang tak bertanggung jawab melalui berbagai platform media sosial.

Mereka memanfaatkan berbagai taktik, termasuk kampanye negatif dan kampanye hitam. Hoaks kerap menjadi senjata dalam pertarungan politik. Prebunking, seperti yang dijelaskan oleh Mira, efektif dalam mengatasi informasi yang salah dengan pendekatan berbasis logika.

Metode Prebunking fokus pada taktik yang umum digunakan dalam penyebaran informasi yang salah. Studi kasus menjadi salah satu alat utama dalam mengedukasi masyarakat. Mafindo sangat berkomitmen untuk memperkuat gerakan Prebunking di berbagai wilayah, termasuk Wilayah Malang.

Seorang peserta, Ryan, yang masih berusia 17 tahun, merasa terhibur dan lebih sadar tentang bahaya hoaks setelah mengikuti permainan yang disediakan. Ryan adalah seorang pemilih pemula yang telah diajari oleh orangtuanya untuk selalu berhati-hati terhadap hoaks. "Orang tua saya selalu mengajari saya untuk memahami perbedaan antara informasi yang benar dan hoaks," ujar Ryan. (*)