Ketum Pagar Nusa: Memaknai Pancasila, Pentingnya Kekuatan Nasionalis dan Religius Indonesia
Setiap 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Momentum ini menjadi peristiwa penting untuk merefleksikan fondasi ideologi bangsa Indonesia. Ketua Umum Pimpinan ...
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setiap 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Momentum ini menjadi peristiwa penting untuk merefleksikan fondasi ideologi bangsa Indonesia. Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, M. Nabil Haroen menilai Hari Lahir Pancasila mestinya dimaknai secara reflektif untuk melihat Indonesia masa lalu, masa kini dan masa depan.
"Pancasila menjadi ideologi bangsa Indonesia, yang menjadi fondasi bangsa ini bisa bertahan sampai sekarang. Jadi, kita perlu memaknai masa lalu untuk meneroka masa depan," ungkapnya, kepada media ini, Kamis (01/06).
Lebih lanjut, Nabil Haroen menilai bahwa Pancasila merupakan nilai utama keindonesiaan dan kebangsaan kita. "Aspek-aspek moral, spiritual dan sekaligus gerak kebangsaan Indonesia sudah terangkum dalam Pancasila. Pikiran Bung Karno serta dialektika dengan berbagai founding fathers bangsa Indonesia, terangkum dalam nilai-nilai utama Pancasila," terang Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) ini.
Menurut Nabil, pada saat ini, Pancasila harus menjadi aksi, sebagai gerakan. "Nilai-nilai utama untuk persatuan dan kesatuan bangsa haruslah diutamakan, dengan madzhab politik-ekonomi-kebudayaan yang memperjuangkan kesejahteraan Indonesia. Pancasila juga mengajarkan betapa spiritualitas dan kebangsaan, menjadi dua hal yang senafas seperjuangan," tegasnya.
Dalam pandangan Nabil, kekuatan nasionalis dan religius menjadi penting. "Bung Karno menekankan, bahwa kekuatan kelompok nasionalis dan religius merupakan kekuatan bangsa. Pada konteks sekarang, kolaborasi kelompok Islam dan nasionalis, menjadi tulang punggung bangsa."
Lebih lanjut, Nabil Haoroen yang juga anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, menekankan bahwa sudah terbukti, dalam beberapa dekade sejarah Indonesia, persatuan kelompok nasionalis dan religius Islam menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia. Pada sisi kelompok Islam, komitmen Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menjadi bukti nyata.
"Menjelang tahun politik 2024 ini, kesatuan dan kolaborasi kelompok nasionalis dan religius, menjadi penopang utama kesatuan dan persatuan bangsa. Jangan sampai ada usaha memecah belah bangsa, hanya karena kepentingan politik jangka pendek," demikian terangnya.
"Kita memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2023 dengan semangat untuk meningkatkan kesejahteran dan memperjuangkan martabat bangsa Indonesia, secara global," tegas Nabil. Pimpinan Pusat Pagar Nusa mengajak kader-kadernya untuk menggali nilai dasar Pancasila, sekaligus memaknai dengan pendekatan pengetahuan Islam ala pesantren. Tugas sebagai penjaga ukhuwwah di NKRI juga menjadi tugas Pagar Nusa, yang merupakan cermin penting dari nilai-nilai utama Pancasila (*)
Apa Reaksi Anda?