Kecintaan pada Bahasa Arab Bawa Mahasiswa UIN Maliki Malang Ini ke Pentas Internasional

M Husain Rifa’i, mahasiswa UIN Maliki Malang dari program studi Bahasa dan Sastra Arab yang punya prestasi mentereng. ... ...

Juni 6, 2023 - 19:40
Kecintaan pada Bahasa Arab Bawa Mahasiswa UIN Maliki Malang Ini ke Pentas Internasional

TIMESINDONESIA, MALANG – Pendebat bahasa Arab, M Husain Rifa’i, mahasiswa UIN Maliki Malang dari program studi Bahasa dan Sastra Arab yang punya prestasi mentereng. Ia tercatat pernah mengikuti debat bahasa Arab di kancah Internasional.

Saat masih duduk di bangku MTs, bahasa Arab sudah menjadi semangat dan kegemarannya sebagai bekal ilmu pengetahuannya.

Dari kecintaannya tersebut, ia sudah memutuskan untuk mulai mencari passion yang menurutnya cocok untuk ia geluti. Tentu banyak yang telah ia lewati, mulai dari kategori puisi bahasa Arab, khitobah bahasa Arab, taqdimul qishoh, qiroatul kutub dan lain sebagainya.

Banyak kompetisi yang telah dilewati oleh mahasiswa umur 22 tahun ini.

Pencapaiannya di perlombaan debat bahasa Arab di kancah Nasioanal maupun Internasional antara lain Juara 1 Lomba Debat Bahasa Arab Nasional FPP UIN Walisongo Semarang dan Juara 1 Lomba Debat Bahasa Arab Nasional GBA IAIN Cirebon.

Juga, Juara 3 Lomba Debat Bahasa Arab Nasional Sukarabic UIN Sunan Kalijaga, Juara 3 Lomba Debat Bahasa Arab Nasional Festival Bahasa IAIN Kudus.

Selain itu, ada pula Juara 2 Asian Arabic Debating Championship of Qatar Debate in Oman, First Best Speaker Asian Arabic Debating Championship of Qatar Debate in Oman dan beberapa prestasi gemilang lainnya di debat bahasa Arab.

"Saya meyakini bahwa kalau kita sungguh suka akan suatu hal, kita harus memberikan perantaranya. Kalau seperti saya yang suka bahasa arab, salah satu perantaranya adalah seni debat bahasa Arab," tutur mahasiswa semester 6 itu.

Husain mengatakan bahwa ia mulai berfokus di kategori debat bahasa Arab mulai kelas 2 Aliyah. Sebab, menurutnya kategori yang lainnya kurang serasi untuk ia tempuh kedepannya.

Menurutnya, bahasa Arab di kategori debat itu memiliki kasta tertinggi dalam dunia seni berbahasa Arab.

Ini karena debat bahasa Arab memiliki waktu yang singkat, intens, cenderung tidak memiliki waktu lama untuk berfikir. Namun, karena itu ia justru sangat semangatnya berkobar dan itu merupakan suatu hal yang challenging untuknya.

Penyerahan-penghargaan-kepada-M.-Husain-Rifai-oleh-Panitia.jpgPenyerahan penghargaan kepada M. Husain Rifa’i oleh Panitia. (FOTO: Dok. Husain)

"Kalau kita lomba khitobah, itu hanya fokus pada intonasi, teks juga sudah disiapkan. Ketika kita qiroatul kutub kita cukup dengan memahami nahwu shorof dan juga arti dari makna tersebut. Tapi kalau debat bahasa Arab kita mencakup semuanya, kita memahami, menyanggah, berfikir, mengkritis di saat itu juga," ucapnya.

Penggemar sepak bola itu juga tergolong menjadi pendebat bahasa Arab yang hebat. Ia pernah meraih medali emas sebagai Best Speaker di debat bahasa Arab Internasional.

Padahal, ia bukanlah dari golongan penutur asli bahasa Arab. Ia beserta timnya juga tampak kaget pada sesi pengumuman karena dinobatkan sebagai Best Speaker saat itu.

Mahasiswa asal Tulungagung tersebut, juga mengatakan bahwa ia tidak memiliki alasan dan halangan untuk mengikuti perlombaan ke kampus-kampus lain.

Akibat dari kecintaannya itu, ia mengatakan bahwa saat ia mengikuti perlombaan dari satu tempat ke tempat yang lain juga sangat menyenangkan meskipun terkadang harus menggunakan uang pribadi.

Husain mengakui kalau skill debat bahasa Arabnya sangat berkembang saat setelah masuk ke Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UIN Maliki Malang.

Awalnya ia hanya mendapatkan dasar-dasarnya saja saat masih sekolah. Namun, setelah bergabung dengan komunitas El-Jidal, Ia berkembang pesat hingga menjadi utusan untuk mengikuti perlombaan Internasional di Oman kemarin. 

Untuk mengikuti berbagai perlombaan, ia mengaku harus menyesuaikan jadwal kuliah sejak Kartu Rencana Studi (KRS) dimulai. Hal tersebut merupakan wujud antisipasi dari Husain agar tidak izin kuliah terus menerus.

Untuk mahasiswa yang ingin meraih prestasi, dosen-dosen dari Fakultas Humaniora UIN Malang juga memberikan respon yang positif terhadap mahasiswanya yang mengikuti lomba, dikarenakan itu juga untuk mengharumkan nama institusi lebih baik lagi.

Husain juga mengatakan pelatihan mandiri juga diperlukan untuk mengasah terus skill yang kita tekuni, sehingga skill miliknya tidak stagnan. Di kampus UIN Maliki Malang, ia juga dilatih oleh senior yang berpengalaman, yang merupakan ahli di bidangnya seperti debat bahasa Arab. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow