Inilah Hasil Survei Bimas Islam Kemenag RI Tentang Literasi Al-Quran Masyarakat Indonesia
Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag RI merilis hasil survei "Potensi Literasi Al-Quran Masyarakat I ...
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag RI merilis hasil survei "Potensi Literasi Al-Quran Masyarakat Indonesia". Survei yang dilakukan tersebut menggunakan metode pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling), dengan tingkat kepercayaan 96% pada level bound of error 1%.
Survei "Potensi Literasi Al-Quran Masyarakat Indonesia" yang diselenggarakan oleh Bimas Islam Kemenag ini dilaksanakan pada tanggal 1 - 30 Juli 2023 dengan sebaran 34 Provinsi dan tiap-tiap Provinsi diambil 2 Kabupaten, 1 Kota dan 1 Ibukota Provinsi. Adapun responden yang dilibatkan sebanyak 10.347 responden.
"Hasil survei ini menjadi informasi menarik sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan di tahap-tahap berikutnya," ucap Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam Kemenag, Ahmad Zayadi usai merilis hasil survei Potensi Literasi Al-Quran Masyarakat Indonesia di kantor Kemenag, Thamrin, Jakarta pada Rabu (11/10/2023).
Ahmad Zayadi mengatakan, berdasarkan hasil perhitungan secara deskriptif terhadap hasil evaluasi survei Potensi Literasi Al-Quran Masyarakat Indonesia pada 10.347 responden di Indonesia, maka diperoleh hasil Indeks Literasi Al-Quran Tahun 2023 signifikan di angka 66,038; kategori tinggi (>60,00).
Hasil Indeks Literasi Al-Quran Tahun 2023 signifikan di angka 66,038. (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia)
Dari jumlah responden tersebut, diterangkan bahwa masyarakat Indonesia dalam hal membaca Al-Quran, sebanyak 61.51% masyarakat muslim Indonesia bisa mengenali huruf dan harkat Al-Quran, sedangkan yang mampu membaca susunan huruf menjadi kata sebanyak 59.92% dan mampu membaca ayat dengan lancar sebanyak 48.96%.
“Sementara untuk membaca Al Qur'an dengan lancar, sesuai dengan kaidah tajwid dasar dan tanpa kesalahan mencapai kategori sedang yaitu 44.57% dan masih terdapat 38,49% masyarakat muslim di Indonesia yang belum memiliki literasi Al-Quran dengan baik pada kompetensi baca,” ungkap Ahmad Zayadi.
Selain itu, dalam hal menulis Al-Quran, sebanyak 55.75% masyarakat muslim Indonesia bisa menulis huruf Al-Quran dan 55.40% bisa menulis kata dan kalimat Al-Quran. Masih terdapat 44,25% masyarakat muslim di Indonesia yang belum memiliki literasi Al-Quran dengan baik pada kompetensi menulis.
Hasil menarik lainnya dari survei tersebut adalah ditemukan bahwasanya jumlah perempuan lebih tinggi dalam hal Baca Tulis Quran dibandingkan laki-laki dengan persentase 55,90% untuk perempuan, sedangkan 51.21% untuk laki-laki.
Ahmad Zayadi menegaskan, mengenai masyarakat muslim Indonesia yang belum bisa Baca Tulis Quran, ia bersama Bimas Islam Kemenag dan berkolaborasi dengan organisasi masyarakat akan melakukan percepatan bagi mereka yang belum bisa Baca Tulis Quran.
“Ini survei pertama, saya berharap betul kawan-kawan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) menjadikan hasil survei ini sebagai dasar untuk merumuskan program-program pengembangan Tilawatil Quran di tiap-tiap Provinsi dan Kabupaten/Kota," tandasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?