Hijab Suminagashi, Inovasi Warna Unik Karya Pelajar SMK 2 Bondowoso
Dunia fesyen tak pernah berhenti berinovasi. Tak hanya kalangan industri besar, siswa-siswi sekolah kejuruan pun kini turut mewarnai tren tersebut. Salah satunya datang dari SMK Negeri 2 Kabupaten…

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Dunia fesyen tak pernah berhenti berinovasi. Tak hanya kalangan industri besar, siswa-siswi sekolah kejuruan pun kini turut mewarnai tren tersebut. Salah satunya datang dari SMK Negeri 2 Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang menghadirkan produk hijab suminagashi hasil kreasi tangan pelajar.
Hijab suminagashi ini tidak sekadar menonjolkan estetika. Ia menggabungkan seni tradisional Jepang dengan teknik pewarnaan inovatif berbasis cipratan cat akrilik pada permukaan air. Teknik ini dikenal dengan istilah “suminagashi” yang secara harfiah berarti “tinta mengapung.”
Ketua Program Keahlian Desain dan Produksi Busana SMK 2 Bondowoso, Sadiyani Herawati, menjelaskan bahwa teknik tersebut sebenarnya sudah populer di berbagai platform seperti YouTube. Namun, para siswa mengembangkan teknik pewarnaan dan corak secara mandiri untuk menciptakan karya yang lebih segar dan otentik.
“Kalau diklaim siapa pemilik tekniknya memang tidak bisa, tapi yang kami lakukan adalah membuat inovasi dari sisi warna dan pola. Hasilnya selalu unik dan tidak bisa benar-benar sama,” ujar Sadiyani saat ditemui, Kamis (17/4/2025).
Proses pembuatan hijab suminagashi memakan waktu hingga 10 jam, tergantung kondisi cuaca. Mulai dari perendaman hijab polos ke air bercat akrilik, pengangkatan, penjemuran, pencucian, hingga finishing. Motifnya pun beragam, mulai dari abstrak hingga menyerupai bunga atau daun, sesuai dengan imajinasi si pembuat.
Lebih lanjut, Sadiyani mengungkapkan bahwa proyek ini bukan hanya latihan teknis, tetapi juga melatih jiwa kewirausahaan siswa. Produk hijab hasil karya siswa telah dijual melalui platform TikTok @Tefa.Esemka2 serta secara offline. Bahkan, salah satu perguruan tinggi di Bondowoso telah memesan secara khusus.
“Harga jual bervariasi, mulai Rp40 ribu hingga Rp60 ribu tergantung ukuran dan tingkat kesulitan motif. Pashmina tentu lebih mahal dari hijab segi empat karena ukurannya lebih besar,” jelasnya.
Sadiyani juga menekankan pentingnya siswa untuk tidak hanya terpaku pada kurikulum. Mereka didorong aktif mengeksplorasi informasi dan tren pasar melalui internet.
“Saya tidak mau siswa berhenti pada satu masa. Sekarang trennya apa, itu yang harus diikuti. Belajar dari Google, TikTok, dan berbagai sumber. Itulah dunia kerja dan dunia nyata saat ini,” tegasnya.
Melalui inovasi ini, SMK 2 Bondowoso membuktikan bahwa pelajar pun mampu melahirkan karya kreatif bernilai jual tinggi. Dengan semangat berkarya dan berinovasi, sekolah ini tak hanya mencetak lulusan siap kerja, tetapi juga calon-calon wirausahawan muda berbasis industri kreatif.(*)
Apa Reaksi Anda?






