Future Doctor Festival FK UIN Jakarta 2023: Menginspirasi Calon Dokter untuk Mengejar Passion Ganda

TIMESINDONESIA, MALANG – DEMA FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) mengadakan agenda yang bertemanakan ‘Future Doctor Festival - Don’t Limit Challenges, Challenge Your Limit’ yang diselenggarakan di Auditorium Prof. MK. Tadjuddin, Fakultas Kedokteran UIN Jakarta, Jl. Kertamukti, Pisangan, Ciputat, Jakarta Selatan, pada Minggu, (29/10/2023).

Naufal Al Hakim Salsabila, menjadi salah satu pembicara dalam agenda tersebut mengatakan bahwa selain menjadi dokter, ia juga sudah sejak lama menggeluti dunia kepenulisan yang ia asah sejak masih duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP).

“Dulu, saat saya ditanya soal cita-cita, saya bilang bahwa saya ingin menjadi seorang penulis. Kemudian, Pak Taufan (seorang pendiri komunitas menulis yang diikutinya) kaget dan mengatakan, ‘Kalo lo mau jadi penulis, semua orang bisa jadi penulis, guru bisa jadi penulis, dokter bisa jadi penulis’. Jawaban tersebut sungguh menampar dan seolah membuka gerbang untuk keinginan-keinginan saya yang lebih besar,” ujarnya.

Dokter muda lulusan dari FK UIN Jakarta tersebut menilai jika ucapan yang ia terima dari pendiri komunitas menulis tersebut tidak membuat mental dan keinginannya dalam bidang menulis memudar. Namun sebaliknya, ia percaya bahwa setiap pilihan yang diambil akan membuka gerbang untuk pilihan-pilihan lainnya.

“Tak peduli siapa dan dimana kita sekarang, ingatlah bahwa mimpi kita masih terbuka lebar sehingga tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk mengambil jalan atau mimpi yang lain,” tuturnya.

Sebelumnya, acara ini diadakan untuk memberikan wadah yang komprehensif bagi para calon dokter untuk memperoleh wawasan terkini tentang perkembangan medis terbaru dan berbagai peluang karir di masa depan.

Naufal yang juga akrab disapa Naufalkse mengatakan, bahwa profesi penulis ialah profesi yang bisa dilakukan oleh setiap orang dan bisa dipasangkan dengan profesi lain.

“Profesi ini bisa berdiri sendiri, tapi juga bisa bersandar dengan profesi mana pun. Saat ini, yang hanya menjadi dokter saja sudah banyak, tapi untuk menjadi dokter dan juga penulis masih jarang,” katanya kepada TIMES Indonesia.

Terlebih lagi, katanya, tidak ada masalah berarti jika kita bisa memahami prinsip mencari dan menemukan dalam berbagai kesibukan yang kita jalani.

“Jika kita terus mencari ‘kapan kita punya waktu luang’ maka kita tidak akan pernah mendapatkannya karena diri kita selalu lebih dulu overthinking dan merasa tidak memiliki waktu. Namun, jika kita memakai prinsip ‘menemukan’, maka kita akan selalu punya cara untuk mendapatkan waktu luang itu sendiri,” ucapnya.

Naufal juga mengatakan jika saat ini ada beberapa faktor penyebab ia menjalani pendidikan profesi dokter sembari menulis. Menurutnya, dunia ini sangat luas untuk dijelajahi dan ia juga menilai jika menulis membuatnya lebih mudah menuangkan imajinasinya dalam menciptakan banyak karya baru.

“Menulis membuat kita membuka lebih banyak sudut pandang, saya jadi lebih sering membaca hal lain di luar bidang saya, dan itu memperkaya wawasan baru. Kemudian, karena menulis juga saya jadi memiliki banyak teman baru di luar ruang lingkup saya di kedokteran,” katanya.

Pada acara Future Doctor Festival kali ini, selain Naufal, juga menghadirkan beberapa pembicara lainnya, seperti Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI dr. Azhar Jaya, Direktur Utama RS Gading Pluit dr. Roswin Rosnim Djafar, Dokter Sub-Spesialis Ginjal Hipertensi dr. Nuly Juariah, Health Influencer dan Content Creator dr. Ayman Alatas, Roothe Co-Founder dan Alumni FK UIN SH dr. Yofara M. Muslihah dan yang terakhir dr. Robby Franata Sitepu. (s)