Event SangiRUN 2023 Strategi Edukasi dan Parwisata di Kawasan Situs Manusia Purba
Situs atau Museum Purbakala Sangiran di Kalijambe Sragen, untuk pertama kali pada tahun1930 ditemukan fosil Pithecanthropus Erectus oleh Profesor Von Koenigswald, arkeolog Jerman.
TIMESINDONESIA, SANGIRAN – Situs atau Museum Purbakala Sangiran di Kalijambe Sragen, untuk pertama kali pada tahun1930 ditemukan fosil Pithecanthropus Erectus oleh Profesor Von Koenigswald, arkeolog Jerman.
Dari situlah situs Sangiran ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Komite Heritage UNESCO. Selain disimpan di Museum Sangiran, beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi Bandung dan Laboraturium Paleoantropologi Yogyakarta.
Pada awalnya Museum Sangiran dibangun di lahan seluas 1.000 m2 di samping Balai Desa Krikilan, Kalijambe. Lantaran fosil yang ditemukan banyak, pada tahun 1980-an museum yang representatif mulai dibangun di lahan seluas 16.675 m2 yang terus diperbaiki dan dilengkapi fasilitasnya.
Di antara fasilitas tersebut, yaitu ruang pamer, aula, laboraturium, perpustakaan, ruang audio visual (tempat pemutaran film tentang kehidupan manusia prasejarah), gudang penyimpanan, dan lainnya. Koleksi museum antara lain fosil berbagai jenis manusia purba, baik asli maupun replika, berbagai fosil binatang purba, serta batuan dan alat-alat untuk berburu.
Selain sebagai warisan dunia dan memiliki peran penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan, keberadaan Museum Sangiran yang dikelola Pemkab Sragen itu, juga sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Sangiran yang termasuk destinasi wisata di Jawa Tengah menjadi destinasi unggulan di Indonesia. Diharapkan Sangiran tidak sekadar menjadi tempat bagi peneliti, melainkan sebagai tempat wisata yang menarik wisatawan.
Namun, kekayaan arkeologis yang ada di Situs Sangiran tidak hanya fosil, tetapi juga alat-alat batu hasil budaya manusia purba serta lapisan tanah purba yang dapat menunjukkan perubahan lingkungan alam sejak dua juta tahun lalu sampai sekarang tanpa terputus.
Museum Sangiran yang terletak di kawasan Situs Sangiran dibagi menjadi lima klaster, yaitu Klaster Krikilan, Klaster Dayu, Klaster Bukuran, Klaster Ngebung, dan Museum Manyarejo.
Untuk itu Direktorat SMP ingin mengajak pelajar SMP untuk mengenal lebih dekat mengenai tiap klaster yang menjadi bagian dari Museum Sangiran yang dikemas dalam Kegiatan SangiRUN 2023 pada 4 hingga 5 November mendatang.
Itu adalah lari malam di atas tanah yang menyimpan sejarah evolusi manusia dibawah gemintang diterangi cahaya bulan dan obor seadanya yang dihiasi teknologi instalasi cahaya dan diramaikan dengan pertunjukan budaya.
Kini ditambah dengan karnaval unik, Sangiran fair dan pesta kuliner serta dibikin heboh pentas musik artis top nasional akan membuat situs manusia purba Sangiran meriah.
Apa Reaksi Anda?