Empat Kabupaten se-Sumba Teken MoU Gerdal Hama Belalang Kembara di Sumba Timur
Empat kabupaten sedaratan Sumba melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Gerakan Pengendalian (Gerdal) Hama Belalang Kembara, Kamis (19/10/2023). ...
TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Empat kabupaten sedaratan Sumba melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Gerakan Pengendalian (Gerdal) Hama Belalang Kembara, Kamis (19/10/2023).
Kegiatan itu dihadiri oleh Bupati Kabupaten Sumba Timur, Bupati Kabupaten Sumba Barat, Wakil Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Tengah, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi NTT, Forkopimda serta masyarakat setempat yang dirangkaikan dengan launching sekolah lapang holtikultua “Rumah Kita” yang berlangsung di Kecamatan Lewa.
Bupati Sumba Timur Khristofel Praing mengatakan, penandatanganan MoU antara empat kabupaten sedaratan Sumba dalam rangka kesepakatan melakukan gerakan pengendalian hama belalang kembara yang mengancam pembangunan pertanian dan hortikultura di Pulau Sumba.
Ia menjelaskan, masalah hama belalang kembara (Locusta migratoria) merupakan salah satu jenis belalang yang pernah mengalami ledakan pada tahun 1973-1975, kemudian di tahun 1999-2002 hingga 2016 belalang ini muncul setiap tahunnya. Akan tetapi pada Maret 2020 terjadi peningkatan populasi dan sempat kurang pada Oktober 2021 yang juga ikut terjadi munculnya di tiga kabupaten se-Sumba.
Khristofel menjelaskan, semua fase dari hama belalang ini dapat merusak tanaman mulai dari fase nimfa sampai fase imago. Dalam satu malam, belalang kembara dapat memakan dan menghabiskan berhektar-hektar tanaman padi, jagung maupun tanaman lainnya.
“Ini tentunya menjadi kendala alam usaha budidaya pertanian karena sangat mengganggu aktivitas masyarakat petani, pengguna jalan, dan juga aktivitas penerbangan karena populasinya,” kata Khristofel.
Bupati sedaratan Pulau Sumba menunjukkan naskah MoU Gerdal Hama Belalang Kembara di Kecamatan Lewa, Kabupaten, Sumba Timur, Kamis (19/10/10/2023). (FOTO; Habibudin/TIMES Indonesia)
Menurutnya, puncak serangan hama belalang kembara itu terjadi lagi pada tahun 2022. Pemerintah Kabupaten Sumba Timur telah melakukan upaya pengendalian melalui sinergitas dan kolaborasi bersama semua pihak lewat aksi nyata berupa aksi Gerdal serentak belalang kembara melalui Keputusan Bupati Sumba Timur Nomor. 137 Tahun 2023.
"Gerdal hama belalang kembara ini kita lakukan serentak tanggal 6 Ferbruari 2023 yang diinisiasi oleh Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur dengan konsep kebersamaan, jangkauan kendali yang lebih luas antar kecamatan dan berkelanjutan dengan tetap mengedepankan tindakan preventif ramah lingkungan," jelasnya.
Lebih lanjut khristofel mengungkapkan, sebelum meluncurkannya program ini telah melalui evaluasi ilmiah oleh institusi seerti IPB, UGM, Kementerian Pertanian dan FAO sehigga kami memilki langkah-langkah strategis yang terarah.
Selain itu, Khristofel menambahkan, peluncuran program ini melibatkan seluruh PNS, siswa, dan masyarakat umum dengan menjadikan tanggal 6 Februari 2023 sebagai hari libur khusus. "Hasilnya, kami menangkap 21 ton belalang yang dapat ditukarkan dengan 11,5 ton beras bagi masyarakat," ujarnya.
Hasil analisa dan pemetaan tim UGM dan Dinas Pertanian menunjukan penurunan yang signifikan dengan jumlah belalang yang awalnya mencapai 24 milyar ekor atau 27,300 ekor per meter persegi turun menjadi 15 juta kor atau 406 ekor per meter persegi per September 2023 dan mengalami penurunan hingga 99, persen.
“Kami yakin bahwa kolaborasi antar kabupaten sedaratan Pulau Sumba ini melalui penandatanganan MoU Gerdal Hama Belalang Kembara adalah kunci keberhasilan dalam upaya menurunkan serangan dan menghilangkan hama belalang di pulau Sumba,” ucap Khristofel . (*)
Apa Reaksi Anda?