Edukasi Perusahaan Mengenai ESG, LindungiHutan dan Enviro Strategic Indonesia Kembali Gelar Webinar Green Skilling
LindungiHutan dan Enviro Strategic Indonesia kembali berkolaborasi menyelenggarakan webinar Green Skilling ke-7 bertajuk “ESG Sebagai Tiga Konsep Utama Standar Perusahaan dalam Bisnis Berkelanjutan”. Webinar Green Skilling ke-7 turut mengundang Moch. R. Hakim Adhyguna, Co-Founder Enviro Strategic Indonesia sebagai narasumber utama untuk mengedukasi peserta webinar mengenai pentingnya ESG bagi perusahaan.Dihadiri oleh lebih dari 100 partisipan, melalui webinar Green Skilling ke-7, Hakim menjelaskan bahwa ESG menjadi semakin relevan dalam dunia bisnis modern. Pemangku kepentingan seperti investor, konsumen, dan pemerintah menuntut perusahaan untuk lebih bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan dan sosial dari kegiatan operasional perusahaan. “Sebetulnya perusahaan itu berdiri harapannya bisa atau mampu menciptakan value yang jangka panjang dan berkelanjutan. Oleh karena itu, tiga pilar inilah yang menjadi tools untuk kemudian melihat indikasi-indikasi bagaimana perusahaan atau sebuah industri mampu menciptakan value yang jangka panjang,” jelas Hakim Adhyguna.Hakim kembali menekankan bahwa ESG menjadi pertimbangan investor untuk menanamkan modal ke dalam suatu perusahaan.“Saat ini ESG itu menjadi salah satu pertimbangan utama bagi para investor, makanya dihighlight ini aku mendefinisikan bahwa ESG ini menjadi standar dalam praktik investasi, karena jadi salah satu pertimbangan utama bagi para investor untuk menanamkan modal ke perusahaan,” ungkap HakimHakim mengadopsi dari tren ESG secara global, dan melihat bahwa sebanyak 80% investor memperhatikan praktik keberlanjutan perusahaan untuk memutuskan investasi ke perusahaan.“Adopsi dari Global ESG Trend bahwa di sini 80% bahkan investor melihat ESG ini sangat penting menjadi faktor penentuan keputusan kenapa dia harus berinvestasi di suatu perusahaan,” terang Hakim.Melihat dari kaca mata konsumen, Generasi Z menilai bahwa penting bagi perusahaan di Indonesia untuk memastikan kesejahteraan masyarakat luas termasuk konsumennya bukan hanya kesejahteraan karyawan mereka.“Kalau kita melihat publik/konsumen, salah satu hasil riset dari Petro tahun 2021, 75% Gen Z itu justru menjustifikasi bahwa mereka ingin perusahaan itu juga memastikan well being ke masyarakat bahkan bukan hanya ke pekerjanya saja, termasuk soal keamanan dan kualitas produk yang masyarakat atau konsumen terima,” Jelas Hakim.Dengan memperkenalkan ESG, LindungiHutan berkomitmen untuk terus berinovasi dalam mencari solusi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Melalui berbagai inisiatif dan kolaborasi, LindungiHutan berharap dapat menginspirasi lebih banyak perusahaan untuk mengadopsi prinsip ESG dan bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.LindungiHutan dalam webinar Green Skilling telah berkolaborasi dengan lebih dari 10 pembicara dengan berbagai topik seperti digital marketing, CSR, ESG, dan karbon. Akhir bulan Juli ini, Green Skilling ke-8 akan digelar membicarakan "Carbon Credits as Business Opportunities and Environmental Sustainability" bersama Muller Karbon Kapital Indonesia dan Yayasan Madani Berkelanjutan.Untuk informasi lebih lanjut mengenai Webinar Green Skilling dapat diakses melalui media sosial Instagram @lindungihutan.
LindungiHutan dan Enviro Strategic Indonesia kembali berkolaborasi menyelenggarakan webinar Green Skilling ke-7 bertajuk “ESG Sebagai Tiga Konsep Utama Standar Perusahaan dalam Bisnis Berkelanjutan”.
Webinar Green Skilling ke-7 turut mengundang Moch. R. Hakim Adhyguna, Co-Founder Enviro Strategic Indonesia sebagai narasumber utama untuk mengedukasi peserta webinar mengenai pentingnya ESG bagi perusahaan.
Dihadiri oleh lebih dari 100 partisipan, melalui webinar Green Skilling ke-7, Hakim menjelaskan bahwa ESG menjadi semakin relevan dalam dunia bisnis modern. Pemangku kepentingan seperti investor, konsumen, dan pemerintah menuntut perusahaan untuk lebih bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan dan sosial dari kegiatan operasional perusahaan.
“Sebetulnya perusahaan itu berdiri harapannya bisa atau mampu menciptakan value yang jangka panjang dan berkelanjutan. Oleh karena itu, tiga pilar inilah yang menjadi tools untuk kemudian melihat indikasi-indikasi bagaimana perusahaan atau sebuah industri mampu menciptakan value yang jangka panjang,” jelas Hakim Adhyguna.
Hakim kembali menekankan bahwa ESG menjadi pertimbangan investor untuk menanamkan modal ke dalam suatu perusahaan.
“Saat ini ESG itu menjadi salah satu pertimbangan utama bagi para investor, makanya dihighlight ini aku mendefinisikan bahwa ESG ini menjadi standar dalam praktik investasi, karena jadi salah satu pertimbangan utama bagi para investor untuk menanamkan modal ke perusahaan,” ungkap Hakim
Hakim mengadopsi dari tren ESG secara global, dan melihat bahwa sebanyak 80% investor memperhatikan praktik keberlanjutan perusahaan untuk memutuskan investasi ke perusahaan.
“Adopsi dari Global ESG Trend bahwa di sini 80% bahkan investor melihat ESG ini sangat penting menjadi faktor penentuan keputusan kenapa dia harus berinvestasi di suatu perusahaan,” terang Hakim.
Melihat dari kaca mata konsumen, Generasi Z menilai bahwa penting bagi perusahaan di Indonesia untuk memastikan kesejahteraan masyarakat luas termasuk konsumennya bukan hanya kesejahteraan karyawan mereka.
“Kalau kita melihat publik/konsumen, salah satu hasil riset dari Petro tahun 2021, 75% Gen Z itu justru menjustifikasi bahwa mereka ingin perusahaan itu juga memastikan well being ke masyarakat bahkan bukan hanya ke pekerjanya saja, termasuk soal keamanan dan kualitas produk yang masyarakat atau konsumen terima,” Jelas Hakim.
Dengan memperkenalkan ESG, LindungiHutan berkomitmen untuk terus berinovasi dalam mencari solusi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Melalui berbagai inisiatif dan kolaborasi, LindungiHutan berharap dapat menginspirasi lebih banyak perusahaan untuk mengadopsi prinsip ESG dan bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
LindungiHutan dalam webinar Green Skilling telah berkolaborasi dengan lebih dari 10 pembicara dengan berbagai topik seperti digital marketing, CSR, ESG, dan karbon. Akhir bulan Juli ini, Green Skilling ke-8 akan digelar membicarakan "Carbon Credits as Business Opportunities and Environmental Sustainability" bersama Muller Karbon Kapital Indonesia dan Yayasan Madani Berkelanjutan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Webinar Green Skilling dapat diakses melalui media sosial Instagram @lindungihutan.
Apa Reaksi Anda?