Cetak Penyuluh Pertanian Milenial, Kementan Laksanakan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli

Penyuluh pertanian dapat dikatakan sebagai garda terdepan untuk meningkatkan kualitas petani. Sebagai garda terdepan, dibutuhkan penyuluh pertanian yang milenial dan juga kompeten untuk menciptakan petani-petani…

Juni 9, 2023 - 18:00
Cetak Penyuluh Pertanian Milenial, Kementan Laksanakan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli

TIMESINDONESIA, BATU – Penyuluh pertanian dapat dikatakan sebagai garda terdepan untuk meningkatkan kualitas petani. Sebagai garda terdepan, dibutuhkan penyuluh pertanian yang milenial dan juga kompeten untuk menciptakan petani-petani milenial yang berkualitas.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang menyampaikan bahwa penyiapan tenaga kerja harus dilakukan. 

“Kita membutuhkan petani milenial yang siap bersaing secara global. Untuk itu, kemampuan SDM profesional harus disiapkan, salah satunya melalui program Pelatihan,” Ujar Mentan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa saat ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian ke depan menjadi pertanian modern,” katanya.

Untuk menciptakan penyuluh pertanian milenial yang kompeten, Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu mengadakan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli yang diikuti oleh 30 calon penyuluh pertanian dari 5 provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Kepulauan Bangka Belitung.

Pelatihan dasar ini digelar selama 21 hari secara blended learning mulai tanggal 16 Mei sampai dengan 06 Juni 2023. Semua peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan yang sudah di rancang oleh penyelenggara dengan pola 12 hari pelatihan secara daring di wilayah kerja masing – masing dan 9 hari pelatihan secara luring dengan pembagian waktu 5 hari di BBPP Batu dan 4 hari PKPP di BPP Purwodadi Kabupaten Pasuruan.

Kepala BBPP Batu, Sabir, mengatakan ketika menutup pelatihan bahwa seluruh peserta pelatihan ini adalah penyuluh pertanian milenial yang adaptif dengan teknologi dan bisa mengikuti pelatihan secara virtual.

“Dengan perkembangan zaman saat ini, pelatihan ini dilaksanakan secara blended learning. Dengan perubahan itu kita harus bisa beradaptasi supaya bisa survive. Kalau tidak, kita yang akan digilas oleh perubahan” ujar Sabir.

Reka Raflesia, salah satu peserta pelatihan mengatakan bahwa pelatihan ini dapat memberikan pengalaman dan ilmu yang sangat bermanfaat.

“Pelatihan yang dilaksanakan secara blended learning ini sangat memfasilitasi penyuluh pertanian yang berasal dari luar jawa. Dari pelatihan ini kami merasa mendapatkan pengalaman yang luar biasa baik dari widyaiswara maupun sharing dari teman. Kami berharap ilmu yang kami dapatkan ini dapat membantu membangun wilayah kami," ucapnya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow