BKSAP DPR Desak UNESCO Tetapkan Reog Ponorogo Warisan Agung Budaya Tak Benda
Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) di kawasan gunung gamping Kecamatan Sampung, Ponorogo ...
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) di kawasan gunung gamping Kecamatan Sampung, Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (19/8/2023).
Wakil Ketua BKSAP Putu Supadma Rudana mengapresiasi Bupati Sugiri Sancoko yang mempunyai visi dan gagasan besar menarasikan sejarah dan kemuliaan Reog Ponorogo melalui monumen dan museum.
"Monumen dan museum Ini merupakan diplomasi untuk memperkuat identitas nasional yang kaya akan warisan budaya. Jadi ini bukan hanya tentang fisik setinggi 126 meter, tetapi juga tentang warisan budaya yang harus dijaga, dirawat dan dimuliakan sepanjang masa," ujarnya.
"Saya mengharapkan Presiden Jokowi hadir memberikan afirmasi agar proyek MRMP dapat terwujud di tahun 2024," sambungnya.
Menurut dia, kehadiran Presiden Jokowi di Ponorogo tentu akan memberikan semangat, bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan, kemuliaan warisan luhur bangsa, yaitu Reog di kabupaten Ponorogo.
"Salah satu caranya adalah dengan menjadikan proyek ini menjadi proyek Strategis Nasional (PSN) dengan salah satunya menghadirkan berbagai BUMN untuk mendukung terselesaikannya proyek ini," ujar Putu melalui keterangan tertulisnya.
Menurutnya, kawasan MRMP tersebut juga dibangun untuk memberikan ruang kepada umkm, lalu adanya suatu area pertunjukan komprehensif dan besar, open air dan akan dibangun tempat-tempat yang menjadi supporting atau ikon utama dalam membangun kepariwisataan Ponorogo dari sisi budaya dan pada akhirnya pariwisata ponorogo bisa tergaung mulia ke seluruh dunia.
"Penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya untuk Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, sahabat saya yang begitu luar biasa mencurahkan gagasan, visi serta pengabdiannya untuk mengimplementasikan dan melestarikan budaya secara khusus menghadirkan monumen dan museum di tengah era globalisasi yang semakin kuat. Proyek ini selain untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, tapi juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor UMKM bagi masyarakat Ponorogo dan Jawa Timur," ujar Putu.
Putu menilai bahwa Indonesia sejatinya diwarisi peradaban masa lalu yang luar biasa dan mulai sebagai negeri berlimpah seni budaya. Namun, banyak pihak kurang memberikan perhatian terhadap warisan budaya yang adiluhung. Ia pun berharap bahwa langkah positif Ponorogo ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia.
"Dalam konteks ini, Monumen Reog dan Museum Peradaban di Ponorogo ini bisa menjadi contoh, bagaimana budaya dapat menjadi fundamen, modal dan simbol penting bagi negara kita untuk melestarikan warisan luhur budaya bangsa di era modern saat ini. Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung dan berdoa bersama agar Reog Ponorogo secepatnya di sah kan oleh Unesco menjadi warisan agung budaya tak benda dunia, agar tidak diklaim oleh negara lain," pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mengucapkan terima kasih kepada BKSAP yang telah datang untuk memberikan dukungan dan melihat secara langsung progress pembangunan proyek Museum Reog dan monumen Ponorogo.
"Saya merasa bangga dan terharu dengan kedatangan BKSAP yang melihat secara langsung dan memberikan dukungan penuh proses pembangunan proyek MRMP ini. Kami diskusi panjang lebar, dan mereka sangat paham budaya. Seperti bapak Putu Rudana yang juga Ketua Asosiasi Museum Indonesia. Lalu pak Fadli Zon sebagai ketua umum SNKI, luar biasa sekali," ujarnya.
Sugiri menjelaskan bahwa proyek ini kedepan sebagai pelecut pariwisata dan penunjang ekonomi masyarakat kabupaten Ponorogo dan sekitarnya.
"Hampir 21.000 orang makan dari reog. Jadi kita sangat membutuhkan dukungan yang besar. Ada pengrajin reog, pemain reog, seniman, sanggar jumlahnya sekitar 21.000 orang," ujarnya.
Artinya, kata dia, reog menjawab tantangan pengangguran, ini penting. Peradaban yang dulu tambang batu gamping, kami jadikan budaya yang saya pikir tidak bisa dipandang remeh. Karena reog memang sedang diunggulkan. Dari sini, museum yang akan kami tonjolkan menceritakan tentang peradaban ponorogo, mulai dari pendidikan, pesantren, budayanya, karakternya, keseniannya, sampai apa saja sudah akan kami tampilkan di sana.
"Mudah-mudahan, dengan cara itu orang memandang ponorogo tidak hanya dipandang alamnya saja tapi ketika masuk ke dalam museum dia akan memahami karakternya. Lalu, kami bisa menempatkan ponorogo menjadi kota wisata yang maju," ucapnya.
Museum reog mempunyai tinggi 126 meter. Bisa dibilang beberapa meter jauh lebih tinggi daripada GWK Bali.
"Kami bangun di atas bukit kapur, maka kelihatannya akan agung banget. Kami pasang dekat dengan sarangan, dekat dengan tawangmangu, karena memang pojok. Artinya ditempuh dalam waktu 20-30 menit dari kota. Ini akan menjadi penopang wisata ponorogo dan peradaban budaya yg baik," ujarnya.
Diketahui dalam kunjungan ini hadir juga Anggota Komisi III DPR-RI Gilang Dhielafararez, Anggota Komisi XI DPR-RI Achamad Hafizs Tohir, Anggota Komisi X DPR-RI Vanda Sarundajang dan Anggota Komisi VIII DPR-RI Hasani Bin Zuber. (d)
Apa Reaksi Anda?