Warga Muhammadiyah Pacitan Rela Basah-basahan Demi Shalat Idul Adha

Warga Muhammadiyah Kabupaten Pacitan rela basah-basahan demi menjalankan ibadah shalat Idul Adha 1444 Hijriyah. Gerimis sejak Rabu (28/6/2023) dini hari seolah menyambut ...

Juni 28, 2023 - 12:00
Warga Muhammadiyah Pacitan Rela Basah-basahan Demi Shalat Idul Adha

TIMESINDONESIA, PACITAN – Warga Muhammadiyah Kabupaten Pacitan rela basah-basahan demi menjalankan ibadah shalat Idul Adha 1444 Hijriyah. Gerimis sejak Rabu (28/6/2023) dini hari seolah menyambut Hari Raya Kurban yang dirayakan para cucu KH Ahmad Dahlan ini. 

Bukannya berpindah tempat, Alun-alun Kabupaten Pacitan justru semakin dipenuhi jemaah Muhammadiyah. Mereka berburu barisan paling depan. Dengan tertib prosesi ibadah shalat Idul Adha berjalan penuh kekhusyukan. 

Pukul 06.15 WIB ribuan jemaah memulai shalat Idul Adha yang diimami oleh Pengurus Daerah Muhammadiyah Pacitan Muhammad Assadul Juhdi Al Mubarok. Begitu rakaat kedua dilaksanakan ketika sedang khusyuk, hujan turun justru semakin deras. 

Meski demikian, seluruh rukun shalat Idul Adha tetap ditunaikan jemaah hingga sempurna dua rakaat dengan tanpa kegelisahan mengingat ini momentum yang datangnya hanya setahun sekali. 

Menyusul khutbah dimulai barulah mereka menutup kepala dengan payung. Bagi yang tidak membawa, sajadah pun ternyata jadi alternatif. 

Mengawali khutbah, sang khatib Prof DR Muhammad Chirzin menjelaskan tentang makna pentingnya ibadah kurban yang tak lain warisan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagai wujud keikhlasan seorang hampa menjalankan perintah Allah SWT.

Ribuan-warga-Muhammadiyah-Kabupaten-Pacitan-b.jpg

Ibadah kurban di era kekinian memiliki makna kerelaan untuk melepas apa yang kita miliki termasuk egoisme pribadi. Selaiknya hal ini berlaku bukan hanya bagi umat Islam saja melainkan seluruh umat manusia.

"Kerelaan untuk mengorbankan egoisme, ego sektoral partai termasuk barangkali organisasi massa. Mari menggunakan akal sehat mengorbankan (egoisme) itu tadi," pinta pria yang juga Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.

Lebih lanjut Prof Chirzin menegaskan, bahwa ibadah kurban memberi pesan tegas akan pentingnya saling berbagi. Bagi si kaya harus berderma dengan hartanya demi kemaslahatan bersama. 

"Begitupun berlaku di semua lini kehidupan. Sektor pendidikan dan lain sebagainya," ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pacitan Suprayitno Ahmad mengungkapkan, shalat Idul Adha di Alun-alun seperti saat ini merupakan kali keduanya digelar sejak tahun 1970-an silam. 

Dan ini menjadi semangat baru setelah puluhan tahun shalat Idul Adha hanya digelar di sejumlah lapangan, baik di kota maupun wilayah kecamatan. Itu tak terlepas berkat kemurahan hati Pemkab Pacitan yang telah mengizinkan Alun-alun dijadikan tempat shalat bagi jemaah Muhammadiyah. 

"Karena saat itu jemaah masih memungkinkan melaksanakan shalat Id di lapangan kecil. Karena belakangan jemaah meluap ada usulan dilaksanakan di alun-alun. Kami sampaikan permohonan izin kepada pemkab dan diizinkan," jelasnya. 

Selain itu, seorang jemaah Wawan mengaku lebih semangat menjalankan ibadah hingga selesai meskipun harus rela basah-basahan. "Tetap dilaksanakan, gerimis membawa berkah," pungkasnya usai shalat Idul Adha bersama warga Muhammadiyah di Alun-alun Pacitan. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow