Wali Kota Gorontalo: Pancasila Jadi ‘Bintang Penuntun’ dalam Berbangsa dan Bernegara
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha mengatakan, Pancasila menjadi ‘Bintang Penuntun’ dalam Berbangsa dan Bernegara. ... ...
TIMESINDONESIA, GORONTALO – Wali Kota Gorontalo, Marten Taha mengatakan, Pancasila menjadi ‘Bintang Penuntun’ dalam Berbangsa dan Bernegara.
Konsep itu dipercaya agar cita-cita pendiri negara yang bisa menyatukan berbagai keragaman bisa sesuai. Menurutnya, Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum.
Hal tersebut disampaikan Marten Taha saat menjadi inspektur upacara di peringatan Hari Lahir Pancasila yang setiap tahun dilaksanakan pada tanggal 1 Juni yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Gorontalo di di depan Kantor Wali Kota Gorontalo pada Kamis (1/6/2023). Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kota Gorontalo juga turut hadir.
“Pancasila dan nilai-nilai yang dikandungnya merupakan falsafah dasar, pandangan hidup bangsa, dasar negara, ideologi, kekuatan pemersatu bangsa, dan sumber segala sumber hukum, sekaligus menjadi bintang penuntun dalam berbangsa dan bernegara,” kata Marten Taha dalam sambutannya.
Marten menjelaskan, Pancasila merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa diamalkan dalam berbagai sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Katanya, Pancasila juga merupakan perwujudan rasa cinta kepada Tanah Air dalam membangun bangsa Indonesia.
“Nilai-nilai Pancasila dapat diamalkan dalam bentuk sederhana, seperti saling menghargai, kerjasama, dan saling menghormati. Pancasila turut menjadi pegangang dalam kehidupan sehari-hari, dan bukan hanya dibaca dan didengar, tetapi harus dipraktikkan,” jelasnya
Marten menambahkan, saat ini bangsa Indonesia telah berhasil melewati masa kritis pandemi Covid-19, dan hal itu membuktikan kekuatan Pancasila dan kekuatan bangsa Indonesia.
Ia juga berharap, dengan kekuatan Pancasila, Impian Indonesia emas pada 2045 dan impian Indonesia yang memiliki sumber daya manusia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia bisa terwujud. “Pada tahun 2085, kita harus memiliki sumber daya manusia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia, serta menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius, dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika; menjadi pusat pendidikan, teknologi, dan peradaban dunia,” tutup Marten Taha. (*)
Apa Reaksi Anda?