Tarian Lalayon dari Pulau Terluar Buka Baksos FKUI di Morotai
Tarian tradisional Lalayon, Maluku Utara, menjadi etalase seremoni pembukaan kegiatan bakti sosial (Baksos) yang bertajuk "Pengabdian Masyarakat Daerah Terluar Indonesia ...
TIMESINDONESIA, MOROTAI – Tarian tradisional Lalayon, Maluku Utara, menjadi etalase seremoni pembukaan kegiatan bakti sosial (Baksos) yang bertajuk "Pengabdian Masyarakat Daerah Terluar Indonesia dan Riset Kardiovaskular" oleh Departemen Kardiologi dan Vaskular FKUI, RS Jantung Harapan Kita, dan RS Universitas Indonesia di pulau terluar Morotai.
Seremoni kegiatan pembukaan yang dibuka oleh Pj Bupati Morotai M Umar Ali tersebut berlangsung di Gedung Islamic Center (GIC), Kawasan Wisata Religi (KWG), Daruba, Ibukota Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, Kamis (20/7/2027).
Ketua pelaksana pengabdian masyarakat terluar dr Ade Meidian Ambari mengatakan, kesempatan kali ini dapat berkumpul bersama dalam rangka pembukaan pengabdian masyarakat daerah terluar Indonesia bekerja sama dengan Pemda Morotai dan TNI Angkatan Udara.
"Pengabdian masyrakat pulau terluar di Morotai merupakan kegiatan kali ke-3 oleh Departemen Kardiologi Kedokteran Vaskular Universitas Indonesia, sebelumnya di daerah lain. Rencana rangkaian kegiatan yang akan dilakukan antara lain peningkatan kapasitas secara gratis bagi tenaga medis seperti Advance Cardiac Life Support," ungkapnya.
Meidian mengatakan, kegiatan akan disampaikan melalui penyuluhan kepada masyarakat awam secara langsung. Penyuluhan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang hipertensi atau darah tinggi, penyakit jantung, rematik, dan faktor risiko penyakit dengan sasaran pegawai pemerintah dan masyarakat serta mahasiswa.
Tarian tradisional Lalayon, Kamis(20/7/2023). (Foto: Munces For TIMES Indonesia).
Kepala Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI dr Renan Sukmawan menyebutkan, salah satu penyebab orang meninggal di Indonesia paling banyak penyebabnya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk di dalamnya.
Menurut Renan, angkanya mencapai 25 persen atau seperempat orang meninggal dari riset kesehatan dasar karena penyakit jantung dan pembuluh darah.
“Oleh karena itu menjadi perhatian pemerintah dalam transformasi kesehatan nasional yang harusnya menjadi perhatian besar bahkan utama oleh negara dan sudah masuk dalam prioritas dari program transformasi kesehatan nasional,” ujarnya.
Ia mengatakan, dengan adanya kegiatan ini maka pelayanan komprehennsif di Morotai mulai dari deteksi, ada pelajarannya. Misalnya, orang datang dengan nyeri ulu hati, bisa dikira itu sakit lambung atau serangan jantung yang sangat mematikan.
"Dalam kegiatan ini akan diberikan upaya-upaya mengatasi deteksi dini yang pas pada pelayanan pertama supaya selamat dan aman jantungnya. Dengan demikian lebih banyak lagi yang bisa ditangani dengan baik. Mudah-mudahan semuanya berlangsung dengan lancar," harap Renan dalam seremoni kegiatan pembukaan Baksos FKUI di Morotai ini. (*)
Apa Reaksi Anda?