Sambut Tahun Baru Islam, Luhurian Gelar Khitan Massal

Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Kepanjen Malang, melaksanakan khitan massal, Sabtu (15/7/2023) kemarin. 

Juli 17, 2023 - 13:00
Sambut Tahun Baru Islam, Luhurian Gelar Khitan Massal

TIMESINDONESIA, MALANGPesantren Luhur Baitul Hikmah, Kepanjen Malang, melaksanakan khitan massal, Sabtu (15/7/2023) kemarin. 

Khitan massal itu digelar untuk memeriahkan Tahun Baru Islam 1445 H. Pondok yang didirikan oleh Ach Dhofir Zuhry sejak 12 tahun lalu bukan kali ini saja menggelar khitanan massal gratis, tetapi ini sudah kali kedua. 

Nah, yang istimewa, Pesantren Luhur menggandeng komunitas sosial Wani Piro (Wadah Amal Niat Ibadah Pilar Rohani). Hadir langsung Ketua Umumnya, Suhadak Sando bersama beberapa petinggi komunitas pengusaha muslim itu yang turut menyampaikan sambutan dan memberikan santunan. Santunan dan tapi asih berikutnya juga diberikan oleh Siti Saudah, bidan desa Tegalsari.

Peserta terdiri dari belasan anak yatim dan dhuafa berusia 6 sampai 12 tahun dari beberapa daerah di kabupaten Malang, di antaranya desa Tegalsari, Kemiri, Gampingan, Sukorejo, Pagak, bahkan sampai daerah Tajinan. 

Ketua-IAI-KAPd.jpg

Ketua pelaksana, Difan, menjelaskan bahwa sebelum kegiatan sambut Tahun Baru Hijriah itu digelar terlebih dahulu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui media sosial dan penyebaran pamflet secara door to door ke beberapa daerah di sekitar Kepanjen, Kabupaten Malang mulai 27 Juni sampai 13 Juli 2023.

Meski rangkaian kegiatan baru dimulai sekitar pukul 07.00 WIB, tepi sedari pukul enam peserta sunatan sudah mulai berduyun-duyun mendatangi Pesantren Luhur. Dimulai dengan pembacaan istighosah dan doa bersama di musala pesantren, untuk kemudian peserta khitan diarahkan menaiki odong-odong hias yang telah disiapkan untuk keliling kampung selama lebih-kurang 60 menit sekadar mengurangi ketegangan dan stress sebelum menjalankan sunnah Nabi Ibrahim itu. 

Dhofir, pengasuh Luhurian (sebutan untuk santri Pesantren Luhur Baitul Hikmah) menyalakan petasan sebagai tanda berangkatnya odong-odong. Tampak senyum sumringah terpancar dari wajah para peserta khitanan dan wali/orang tua mereka.

Peserta.jpg

Selain dihibur oleh para Luhurian, di tempat yang sama, terlibat juga sekian mahasiswa Sekokah Tinggi Filsafat (STF) Al-Farabi dan beberapa warga desa yang turut membantu dapur umum dan konsumsi, sementara itu sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya yang kebetulan KKN di desa setempat datang menghibur peserta sunatan massal dengan berbagai permainan seperti tebak-tebakan, game, kuis, tanya-jawab keislaman berikut hadiah dan doorprize menarik agar anak-anak tidak jenuh.

Acara khitan massal ini menggunakan metode khitan laser, mempertegas peran dan dedikasi pesantren di tengah masyarakat, tak hanya mementapkan ilmu agama dan meneguhkan spiritualitas, tapi juga berkontribusi langsung menjadi bagian dari solusi bagi umat. 

"Pesantren tak hanya simbol pendidikan, tapi juga perlambang pengabdian dan mercusuar pembentukan karakter. Menarik, karena salah satu peserta khitanan adalah non-muslim. Hal ini tentu kian mmpererat simpul kerukunan dan kebinekaan kita sebagai Bangsa besar," kata Dhofir. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow