Pupuk Kaltim Gagas Kerja Sama dengan Copenhagen Atomics Kembangkan Green Amonia

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) bersama dengan Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP menggagas kerja sama kajian produksi green ammonia dengan ...

Mei 24, 2023 - 18:30
Pupuk Kaltim Gagas Kerja Sama dengan Copenhagen Atomics Kembangkan Green Amonia

TIMESINDONESIA, BONTANG – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) bersama dengan Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP menggagas kerja sama kajian produksi green ammonia dengan menggunakan energi berbasis thorium. 

Sinergi positif yang digagas Pupuk Kaltim dalam penjajakan produksi green ammonia ini diawali dari komunikasi antara Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi dengan Thomas Jam Pederson, Co-Founder Copenhagen Atomics di bulan Juli 2022.

Gayung bersambut, Copenhagen Atomics kemudian menawarkan PKT untuk bergabung dalam kajian bersama mengenai green ammonia yang sedang dilakukan antara Copenhagen Atomics, Topsoe dan Alfa Laval.

Sebagai tahapan awal, Pupuk Kaltim bersama Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai kajian green ammonia menggunakan energi berbasis thorium secara digital pada Januari 2023. 

Sebagai bukti keseriusan dan komitmen, seluruh pihak yang terlibat di kerjasama ini pun sepakat untuk kembali menandatangani nota kesepahaman kedua pada 19 Mei 2023 di Copenhagen, Denmark.

Fokus dari kajian ini adalah rancangan pembangunan fasilitas yang memproduksi green ammonia sebesar 1 juta ton per tahun dengan estimasi investasi senilai USD 4 miliar. 

Rahmad mengatakan, tentunya ini adalah kesempatan dan peluang yang sangat positif bagi kemajuan Pupuk Kaltim dan juga bagi industri petrokimia Tanah Air.

“Pupuk Kaltim juga selalu membuka diri untuk kolaborasi dengan banyak pihak yang bisa melahirkan teknologi dan inovasi terbaik. Salah satunya lewat penjajakan green ammonia sebagai bentuk energi terbarukan ini,” kata Rahmad dalam keteranyan yang diterima Rabu (24/5/2023).

Menurut dia, Pupuk Kaltim melihat di masa depan grey ammonia atau produk-produk berbahan baku hidrokarbon akan digantikan oleh produk-produk green ammonia.

Rahmad mengatakan, dalam menjawab tantangan perubahan iklim ke depan, Pupuk Kaltim sebagai pelopor transformasi hijau di industri petrokimia selalu berinisiatif memegang teguh prinsip ESG (environmental, social, governance).

Menurut dia, aksi nyata Pupuk Kaltim dalam mewujudkan upaya transformasi hijau adalah dengan terus mengkaji inovasi berbasis teknologi untuk mengeksplor penggunaan energi yang terbarukan, salah satunya green ammonia.

Pupuk-Kaltim-2.jpgDirektur Utama PKT Rahmad Pribadi  bersama Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman bersama-sama menyertai kunjungan ke Copenhagen Atomics. (Foto: Pupuk Kaltim for TIMES Indonesia) 

Green ammonia adalah amonia yang dihasilkan dari bahan baku non-hidrokarbon dan juga menggunakan sumber energi dari non-hidrokarbon (energi hijau). Salah satu proses produksi green ammonia adalah mereaksikan hidrogen yang dihasilkan oleh elektrolisa air dengan nitrogen yang diambil dari udara.

Selain ramah lingkungan dan target untuk mendukung program net zero emission yang dicanangkan pemerintah Indonesia di 2060, Pupuk Kaltim melihat potensi pasar untuk green ammonia sangat tinggi.

Nantinya diprediksi konsumen akan semakin banyak yang beralih ke penggunaan energi terbarukan seperti green ammonia yang dalam proses produksinya tidak menghasilkan emisi CO2.

Karena itulah, Pupuk Kaltim berupaya mengembangkan teknologi produksi amonia tanpa menggunakan bahan baku hidrokarbon sebagai salah satu upaya dekarbonisasi.

Seperti green ammonia, thorium juga tergolong sebagai sumber energi hijau yang lebih ekonomis. Di Indonesia, potensi kandungan thorium diperkirakan mencapai 210.000-270.000 ton yang tersimpan di Bangka, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat.

Sementara itu, Copenhagen Atomics sendiri adalah sebuah perusahaan teknologi molten salt asal Denmark yang berdiri sejak 2014 dan sedang mengembangkan reaktor molten salt yang bisa diproduksi secara massal. 

Dalam kerja sama ini, Copenhagen Atomics mendapat peran untuk mengembangkan teknologi thorium molten salt reactor dengan tujuan menurunkan harga energi ramah lingkungan. 

Sedangkan Topsoe merupakan licensor teknologi amoniak yang memiliki pengalaman selama 80 tahun dan mendapatkan peran untuk mengembangkan Solid Oxide Electrolyzer Cell (SOEC) electrolysers dengan konsumsi energi yang kompetitif.

Alfa Laval akan berperan sebagai penyedia teknologi water treatment untuk mengolah bahan baku electrolyzer. Aalborg CSP berperan sebagai penyedia molten salt boiler yang nantinya akan mengkonversi energi yang dihasilkan oleh thorium molten salt reactor menjadi steam yang kemudian dikonversi lebih lanjut menjadi energi listrik. 

Atas arahan dari PT Pupuk Indonesia selaku induk perusahaan Pupuk Kaltim, kerja sama ini pun akan melibatkan Pertamina New & Renewable Energy yang mendapatkan peran untuk menemukan proses produksi hidrogen yang ramah lingkungan.

“Pengembangan green ammonia tentu menjanjikan potensi luar biasa. Dan untuk Pupuk Kaltim bisa menjadi salah satu penggagas pengembangan energi terbarukan,” tegasnya.

Hal itu, lanjut Rahmad, tentu sejalan dengan tujuan Pupuk Kaltim yang selalu mengedepankan teknologi dan inovasi . Yakni,  bisa menghasilkan produk terbaik dan terefisien tanpa mengesampingkan pentingnya memelihara keberlangsungan lingkungan hidup.

“Tak cuma untuk Pupuk Kaltim, kerja sama ini tentunya sangat berdampak baik bagi Indonesia dan dunia. Dan sekaligus juga menjadi bukti nyata komitmen PKT untuk semakin dikenal sebagai pelaku industri petrokimia secara global," tutup Rahmad. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow