Program Innovillage Mahasiswa dan Dosen Unisma Malang Temukan Solusi Permasalahan Pencemaran Bau Amonia
Tim Innovillage Unisma Malang yang diketuai oleh Nisa Syifa Sabila dan beranggotakan Difa Cantika Mayzahra dan Muhammad Syahrul Munif melakukan pengabdian Masyarakat di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang…
TIMESINDONESIA, MALANG – Tim Innovillage Unisma Malang yang diketuai oleh Nisa Syifa Sabila dan beranggotakan Difa Cantika Mayzahra dan Muhammad Syahrul Munif melakukan pengabdian Masyarakat di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Jawa Timur.
Tim ini membawa inovasi mesin Photovoltaic Agrowaste Acidijuicer Fermentor untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan pada peternakan unggas. Mesin ini dapat menghasilkan probiotik dan juga acidifier dari limbah pertanian. Mesin dilengkapi dengan juicer exctrator dan juga fermentor yang dapat mengekstrak limbah agroindustry kemudian menfermentasinya menjadi probiotik yang dapat berfungsi sebagai penurunan emisi amonia pada lingkungan kandang.
Tim Innovillage ini bernama AMOWASTECIFIRE dan dibimbing oleh Ir. Brahmadhita Pratama Mahardhika, S.Pt M.Si IPP yaitu dosen dengan bidang keahlian nutrisi dan teknologi pakan ternak dengan riset pada bidang penanganan lingkungan pada peternakan unggas. Ilmu yang telah dipelajari di kampus langsung diterapkan pada Masyarakat khususnya peternak.
Pada mulanya, tim AMOWASTECIFIRE ini melakukan survey pada peternak unggas di Kedungkandang dan mendengar langsung keluhan para peternak. Pencemaran udara pada Kawasan peternakan ini sangatlah tinggi. Bau menyengat sangatlah terasa pada lingkungan sekitar kandang. Adanya bau tersebut pernah menjadi konflik antar warga bahkan beberapa warga bahkan meminta agar kandang unggas digusur agar tidak ada pencematan udara lagi.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Akibat dari pencemaran udara tersebut banyak ternak yang mengalami abnormalitas dalam kesehatannya yang berdampak pada penurunan produksinya. Selain pada ternak, dampak tingginya emisi amonia pada kandang unggas dapat menyebabkan penyakit khusunya pada saluran pernapasan baik pekerja kandang maupun pada Masyarakat umum.
Brahma selaku dosen pembimbing dan narasumber dalam kegiatan pengabdian Masyarakat menyampaikan bahwa ambang batas amonia adalah 25 ppm, jika lebih dari itu akan menganggu imunitas ternak dan juga manusia. Permasalahan ini harus segera diaras dengan cepat dan tepat. Pencematan udara selain menggangu lingkungan juga akan berdampak pada ekonomi peternak. Produktivitas ternak akan terganggu.
Dalam kegiatan pengabdian disampaikan bahwa permasalahan pencemaran lingkungan dapat diatasi dengan berbagai cara yaitu dengan menjaga lingkungan pemeliharaan dengan manajemen pemeliharaan yang tepat, memperbaiki kecernaan pakan dan juga menekan pembentukan amonia dari akumulasi sisa protein eksreta (kotoran unggas) yang dikonversikan menjadi amonia oleh bantuan enzim uricase.
Cara penekanan amonia dapat dilakukan dengan pemberian acidifier maupun probiotik. Acidifier dan juga probiotik dapat diberikan dengan cara pemberian pada pakan, air minum dan juga pada penyemprotan.
Acidifier dan probiotik dapat dibuat dari bahan-bahan alami yang mudah dijangkau, murah dan ketersediaanya melimpah. Kulit nanas contohnya. Eksraksi kulit nanas dan limbah agroindustri lain seperti ampas dan kulit jeruk, limbah buah dan sayuran rumah makan, limbah rumah tangga dan lain sebagainya dapat dijadikan bahan pembuat acidifier dan probiotik.
Teknologi mesin Photovoltaic Agrowaste Acidijuicer Fermentor membatu dalam proses ekstraksi limbah pertanian untuk difermentasi menjadi probiotik dengan waktu yang lebih singkat. Probiotik yang telah dihasilkan dapat disimpan terlebih dahulu dalam kondisi anaerob selama minimal 3 hari untuk meningkatkan jumlah bakteri asam laktat. Probiotik yang telah dihasilkan dapat digunakan dalam air minum dengan dosis 1 ml per liter air atau disemprotkan pada kotoran ternak di kandang dengan dosis 10 ml per liter air minum.
Pasca sosialisasi dan pelatihan pembuatan probiotik dan penggunaan mesin Photovoltaic Agrowaste Acidijuicer Fermentor, tim AMOWASTECIFIRE beserta Masyarakat langsung menuju kandang untuk melakukan penyemprotan probiotik. Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan akan menerapkan teknolgi ini pada kandangnya masing-masing.
Beberapa saat setelah penyemprotan probiotik dilakukan bau amonia perlahan berkurang dan lalat yang hinggap di ekstreta mulai menghilang. Masyarakat sangat senang dengan kehadiran dari tim AMOWASTECIFIRE dalam program innovillage ini, teknologi yang disampaikan sangat bermanfaat dan sangat membantu Masyarakat dalam mengatasi permasalah pencemaran lingkungan pada kandang unggas ini tutur Samad salah satu peternak unggas di Kedungkandang.
Mesin ini akan memberikan dampak yang sangat baik dan akan kami gunakan dengan maksimal untuk kesejahteraan para peternak dan masyakat sekitar, tutur Alta sebagai ketua peternak unggas millennial. Para peternak juga turut menyampaikan ucapan terima kasih kepada Telkom University yang telah menyelenggarakan program innovillage dan juga menyampaikan rasa Syukur dan terima kasih kepada seluruh akademisi Unisma Malang yang telah mengimplementasikan keilmuannya untuk para peternak.(*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Apa Reaksi Anda?