Perkuat Generasi Unggul Untuk Indonesia Emas 2045, UNJ Gelar Seminar Kebangsaan
Untuk menyongsong dan memperkuat Indonesia Emas 2045, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan Seminar Kebangsaan
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Untuk menyongsong dan memperkuat Indonesia Emas 2045, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan Seminar Kebangsaan dengan tajuk “Generasi Unggul Untuk Indonesia Emas 2045”, dengan menghadirkan 3 pembicara yakni Muhammad Iqbal, Ph.D., M. Pradana Indraputra, Aryo Seno bagaskoro dan dimoderatori oleh Dr. Yasnita selaku Dosen Prodi PPKN UNJ. Acara yang dilaksanakan oleh Wakil Rektor UNJ Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ini digelar pada Rabu 24 Januari 2024 di Auditorium Maftuchah Yusuf, Gedung Dewi Sartika lantai 2 kampus A UNJ.
Seminar kali ini dihadiri dan dibuka langsung oleh Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ, para wakil rektor, para ketua lembaga, para dekan dan direktur pascasarjana, para wakil dekan, kepala humas dan informasi publik, dan para pejabat lainnya di lingkungan UNJ.
Pada kesempatan ini, Prof. Sarkadi selaku Wakil Rektor UNJ Bidang Kemahasiswaan dan Alumni menyampaikan laporan acara, dan selamat datang kepada para narasumber. Kalau kita lihat jumlah peserta yang sudah hadir kali ini nampaknya Pemilu 2024 tidak ada yang golput, artinya semangat mencoblos terlihat dari antusias yang hadir terlihat dengan kehadiran mereka di sini, artinya spirit mahasiswa sangat tinggi terhadap tema kali ini. Dimana nantinya para narasumber yang merupakan perwakilan paslon akan menjelaskan masing-masing topik paparannya terkait program generasi unggul untuk Indonesia Emas 2045, ungkap Prof. Sarkadi.
Lanjut Prof. Sarkadi menambahkan bahwa tema ini cocok kepada mahasiswa UNJ khususnya, karena di 2045 akan diisi dari kalian para mahasiswa. Jadi mari kita dengarkan paparan para narasumber untuk Pemilu 2024 dan tanggapan mengenai Indonesia Emas 2045. Semoga kalian mendengarkan dengan khidmat dan jangan lupa sampaikan pertanyaan kalian, ucap Prof. Sarkadi.
Sementara itu Prof. Komarudin yang juga hadir pada acara ini menyampaikan selamat berdialektika pada kegiatan hari ini, dan ini merupakan suatu upaya dalam menciptakan generasi unggul untuk Indonesia Emas 2045 bersama narasumber kita. Kegiatan ini sendiri terselenggara berkat kerja sama dengan Yayasan Pena Bakti Indonesia melalui japri lewat mantan ketua BEM terdahulu. Tentu kami menyambut baik kegiatan ini tentu dalam koridor akademik dan ilmiah. Awalnya formatnya kuliah umum namun kami rasa cocoknya seminar akademik dengan menghadirkan semua perwakilan paslon, namun rupanya masih belum berkesempatan, ungkap Prof. Komarudin.
Sambung Prof. Komarudin, bahwa UNJ sendiri punya tradisi Sekolah Kebangsaan dan sudah 3 tahun kita menyelenggarakannya oleh karena itu jika dikaitkan bahwa kegiatan hari ini berupa Sekolah Kebangsaan dengan menghadirkan para tokoh nasional kebetulan tahun ini adalah tahun politik, maka tidak ada salahnya kita menghadirkan tokoh atau pegiat politik yang berkecimpung langsung dalam tahun politik ini. Karena Saya berasal dari aktivis, Saya juga lebih setuju kalau menghadirkan secara langsung paslonnya, karena kampus-kampus sudah menghadirkan dari UI, UGM dan terakhir UNHAS. Kita sebenarnya pengen menghadirkan juga tetapi yang paling penting kondusif dan menjaga forum akademik agar tidak ada lagi yang model netizen di medsos saling ujar kebencian, berikan pertanyaan yang santun agar tercipta diskusi yang ideal. Jadi hari ini cukup perwakilan atau juru kampanye para paslon yang hadir sambil memaparkan program kerjanya mengenai generasi unggul untuk Indonesia Emas 2045, ungkap Prof. Komarudin.
Prof. Komarudin menambahkan bahwa dengan suasana seperti begini, semangat Saya teringat ketika masa menjadi aktivis dahulu. Untuk Anda para generasi muda persiapkan sebaik mungkin, karena mungkin nanti di 2045 Anda akan menjadi pemimpin. Saya menginginkan ada alumni UNJ yang berhasil menjadi perwakilan di atas sana. Dan paling penting jangan pernah surut semangat untuk membangun Indonesia untuk menjaga marwah Indonesia melalui bidangannya masing-masing, tutup Prof. Komarudin.
Apa Reaksi Anda?