Penjual Baju di Pasar Kabupaten Banyuwangi Lesu Jelang Lebaran
Lebaran adalah salah satu momen penting bagi umat muslim di seluruh dunia. Selain sebagai momentum untuk bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat, Lebaran juga menjadi ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Lebaran adalah salah satu momen penting bagi umat muslim di seluruh dunia. Selain sebagai momentum untuk bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat, Lebaran juga menjadi waktu yang dinantikan untuk berbelanja baju baru. Tak terkecuali di pasar tradisional Banyuwangi, Jawa Timur.
Namun, situasi di pasar Kabupaten Banyuwangi jelang Lebaran tahun ini sedikit berbeda. Penjual baju di pasar tradisional tersebut mengeluhkan kurangnya pembeli yang datang ke lapak mereka.
Para penjual baju di pasar Banyuwangi merasa sedih dan lesu karena kurangnya pembeli yang datang. Mereka telah menyiapkan stok baju baru dengan penuh harapan, namun kenyataannya, sepi pembeli membuat mereka merasa sedikit putus asa.
"Biasanya masuk hari ke 20 puasa, sudah banyak pembeli yang menyerbu kios saya, saat ini bisa dihitung jari," ujar salah satu penjual baju dan sepatu di pasar Banyuwangi, Mansuri, Senin (10/04/2023).
Benar saja, lagi dan lagi Mansuri harus merasakan getirnya kecemasan. Pasalnya, terhitung dua tahun ini, daya beli masyarakat untuk berbelanja baju di pasar tradisional tergantikan dengan pola membeli barang di e-commerce.
"Mungkin karena pola belanja masyarakat Banyuwangi sekarang sudah berubah," ucapnya.
Menurutnya, pola belanja tersebut akibat dari berdirinya mall atau toko-toko baju atau sepatu branded yang kini sudah banyak berdiri di Banyuwangi. Selain itu, dengan kecanggihan teknologi, sekarang setiap orang tinggal klik baju atau sepatu sudah datang hingga depan pintu rumah.
"Saya akhirnya mencoba untuk bisa membuat toko online agar tidak hanya bergantung pada toko di pasar," bebernya.
Meski demikian, Mansuri tetap optimis dibulan Ramadan ini akan mendapatkan rezeki meskipun keuntunganya tidak sebesar bulan Ramadan sebelumnya. Malahan saat Indonesia dilanda oleh pandemi Covid-19, ia mengaku penjualanya tidak seburuk yang dibayangkan.
"Masa Covid, pembeli malah lumayan, masuk pertengahan bulan Ramadan sudah ada yang mencari-cari baju untuk lebaran, beda dari Ramadan kali ini," terangnya.
Mansuri sudah puluhan tahun berjualan di pasar Banyuwangi, oleh sebab itu ia paham betul pola belanja masyarakat dalam kebutuhan fashion seperti baju dan sepatu. Untuk pembeli sendiri, Mansuri juga menjelaskan jika para konsumen terbanyak untuk baju atau sepatu rata-rata berumur 40 tahun keatas dan untuk kalangan remaja memang sudah jarang ditemui untuk membeli kebutuhan fashion di pasar tradisional.
"Walau terlihat sepi, kadang H-5 lebaran pambeli tiba-tiba gerudugan datang kepasar Banyuwangi, mencarikan baju lebaran untuk anak mereka," katanya.
"Jika untuk sepatu paling ramai saat tahun ajaran baru," imbuh mansuri.
Untuk saat ini dengan membuat gerain online disalah satu marketplace, Mansuri mempercayakan toko onlinenya kepada adiknya, dengan mengambilkan stok dari gudang tempat tinggalnya.
"Di online shop lumayan banyak pembelinya, bisa menambah sedikit penghasilan, kadang juga dibeli secara grosir," pungkasnya.
"Semoga dengan adanya pasar Ramadan yang berada di Taman Blambangan bisa menarik banyak konsumen dan berimbas pada peningkatan pembeli di pasar Banyuwangi," lanjut, Mansuri. (*)
Apa Reaksi Anda?