Pameran Seni Internasional di Santrian Art Gallery Bali Sampaikan Pesan Pelestarian Alam
Dalam rangka mempersiapkan pameran seni rupa bertajuk Surya Segara Rupa yang bakalan digelar besok, Santrian Art Gallery berkolaborasi dengan Institut Seni Indonesia (ISI ...
TIMESINDONESIA, DENPASAR – Dalam rangka mempersiapkan pameran seni rupa bertajuk Surya Segara Rupa yang bakalan digelar besok, Santrian Art Gallery berkolaborasi dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mengadakan konferensi pers di Griya Santrian, Sanur, Kamis (16/11/2023).
Pameran berkelas internasional ini menampilkan 34 hasil karya seniman kenamaan, 28 diantaranya Seni Murni Institut Seni Indonesia Denpasar, Bali dan 5 seniman nasional serta 6 seniman luar Negeri yang akan memukau mata kita.
Dijelaskan Dolar Astawa, pembukaan pameran akan dilaksanakan besok pada Tanggal 17 November sampai 31 Desember 2023.
"Sebelum opening, pameran ini diawali dengan aktivitas para Dosen melukis bersama di Pantai, lalu akan di agendakan Seminar, Workshop atau demonstrasi melukis di Pantai Sanur, Pertunjukan Seni Rupa dan musik," bebernya.
Ia menyebutkan ada 34 peserta yang mengikuti pameran dengan masing-masing menampilkan satu karya seninya.
Seniman asal Bali, Dr I Wayan Sujana Suklu, SSn, MSn, saat diwawancara sejumlah awak media mengaku senang bisa turut berkontribusi dalam pameran kali ini.
Ia menampilkan karya seni lukis yang berjudul Ninth Dimension yang dipajang di ruang Art Gallery Santrian berukuran 130x130 cm.
"Lukisan ini mewakili intuisi saya tentang dimensi sembilan. Bayangan saya terkait dimensi sembilan adalah saya bertemu dengan roh-roh tokoh spiritual seperti Budha, Yesus, dan yang lainnya," ungkap seniman yang juga menjadi dosen Seni Rupa ISI ini.
Menurutnya, dalam bayangan tersebut ia seolah-olah berkomunikasi dengan para tokoh spiritual terkait kebudayaan dan akhirnya Ia membuat gambar seperti itu di tengah-tengah lukisan yang di dominasi warna biru tersebut.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa seniman muda saat ini sudah sangat progresif dan tinggal menyuguhkan tema-tema yang konsep dan artistiknya lebih ke global.
"Dalam pengertian kontekstual ada hubungan dengan politik, artopologi, psikologi, sosiologi. Jadi tidak hanya artistik-artisktik yang nantinya tidak hanya berguna bagi psikologi saja atau juga ke sosiologi," tuturnya.
Menurutnya, seni tidak hanya mempersembahkan kesenian semata tapi bagaimana bisa berguna memberikan pandangan-pandangan mendalam terhadap ilmu-ilmu di luar seni.
Dijelaskan I Wayan Karja selaku koordinator kegiatan, tema Surya Segara Rupa merupakan penghormatan terhadap alam berdasarkan budaya Bali.
Tema pameran ini diprakarsai oleh Program Studi Seni Murni ISI Denpasar yang memiliki arti signifikan dengan latar belakang tema besar yang dirancang pemerintah di pesta kesenian Bali tahun 2023.
"Surya adalah matahari yang dianggap sebagai simbol kehidupan, kehangatan dan energi. Sementara Segara adalah samudra yang dimaknai dengan keberlimpahan, kemisterusan dan keindahan alam tanpa batas. Rupa sendiri dimaknai sebagai wujud atau bentuk yang merujuk pada tampilan atau ekspresi visual dari suatu gagasan visual," urainya.
Ia menambahkan bahwa tema tersebut menggambarkan upaya untuk menghormati dan menggali lebih dalam tentang bagaimana matahari, laut dan alam secara umum mempengaruhi kehidupan seni dan budaya Bali.
"Pameran di Santrian Art Gallery ini menyampaikan pesan penting tentang pelestarian sumber daya alam dan penghormatan kepada matahari dan laut terkait kesadaran ekosistem, kehidupan, ritual dan spiritualitas," pungkasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?