Mengungkap Kearifan Lokal, Banyuwangi Ethno Carnival 2024 Sajikan Tema Ndaru Deso Revival Of Village
Sebuah upaya untuk mempromosikan, mengenalkan potensi hingga membangkitkan khazanah kearifan lokal di seluruh desa di Banyuwangi, Jawa Timur. ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sebuah upaya untuk mempromosikan, mengenalkan potensi hingga membangkitkan khazanah kearifan lokal di seluruh desa di Banyuwangi, Jawa Timur. Pemerintah setempat mengumumkan rencana besarnya dalam ajang spektakuler Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2024.
Festival tahunan yang sangat dielukan masyarakat ini, akan mengusung tema ‘Ndaru Deso’ atau bahasa yang lebih keren yaitu ‘Revival Of Village’, dengan peran utama yang ditonjolkan yaitu seluruh desa di Banyuwangi.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Ainur Rofiq menjelaskan, untuk BEC tahun 2024, sesuai surat edaran dari Sekretariat Daerah Nomor 140/1420/429.110/2023. Pemerintah daerah ingin mengangkat potensi desa melalui promosi terintegrasi dengan dimasukkan dalam ajang bergengsi BEC 2024.
Oleh sebab itu, disebut dalam surat edaran, agar seluruh desa mengalokasi sejumlah anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun 2024 untuk kegiatan promosi dan pameran dalam BEC 2024.
“Jadi nanti konsepnya, ada 189 desa di Banyuwangi harus ikut serta dan wajib mengirimkan minimal satu peserta BEC untuk mewakili desanya,” ucap Rofiq, Jumat (3/11/2023).
Rofiq juga mengungkap, BEC 2024 dapat dibilang prepare lebih awal, karena adanya evaluasi dari tahun sebelumnya. Disamping itu, supaya dari desa juga diberi waktu untuk menyiapkan anggaran APBDes tahun 2024.
“Desa bakal dipasrahkan hanya untuk pembiayaan pembuatan kostum, Make up dan biaya lainya sebagai keperluan peserta,” tuturnya.
"Lagipula nanti setelahnya kostum bisa dipajang dikantor desa masing-masing, supaya ada kebanggan, terlebih jika kontes kostum mendapatkan juara," imbuh Rofiq.
BEC 2024 yang menjadi panggung nasional karena masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) itu, bakal menyoroti potensi di masing-masing desa dalam sebuah kostum dengan sub tema yaitu menampilkan warisan budaya desa, keindahan alam desa, kreatifitas dan seni desa, pariwisata berbasis desa, inovasi teknologi desa dan kuliner tradisional desa.
“Setiap desa punya dua usulan sub tema yang akan diangkat dan setiap desa bebas untuk mengikut sertakan jumlah peserta yang akan dilibatkan,” tandas Rofiq.
BEC tahun 2024 ini didapuk menjadi gelaran yang berbeda dan lebih megah dari tahun-tahun sebelum. Serangkaian yang digelar selama 6 hari, mulai dari tanggal 9 hingga 14 Juli 2024 itu bakal digelar pada malam hari.
Rofiq berharap, pemangku desa bisa memanfaatkan event BEC 2024 yang sudah menjadi gelaran nasional yang banyak menarik wisatawan sebagai media atau sarana promosi bagi desanya untuk meningkatkan daya tarik de daerahnya.
"Ayok kenalkan dan pamerkan potensi yang bisa diangkat kepada publik jika setiap desa di Banyuwangi punya keistimewaan wilayah masing-masing," harapnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Banyuwangi, Choliqul Ridho mengatakan, jika promosi desa dalam bentuk event, terlebih pada ajang bergengsi Banyuwangi hingga nasional seperti ini sangat penting. Agar menjadi pemicu munculnya hal baru yang belum diungkap kepada khalayak umum dalam hal keunikan sebuah wilayah.
"Dengan kita bekerjasama dan berkolaborasi diharapkan setiap desa sadar akan potensi yang ada di wilayahnya," kata Ridho saat diwawancara.
Sebagai informasi, "Ndaru" adalah sebuah kata dari bahasa Jawa yang merujuk kepada jiwa dan semangat suatu tempat. Hal tersebut adalah jiwa yang melibatkan masyarakat, koneksi dengan alam dan tradisi yang kental. Sedangakan, Revival Of Village adalah panggilan untuk membangkitkan kembali semangat desa, untuk mengingatkan akan pentingnya menjaga warisan budaya dan mempertahankan kualitas hidup yanga balance antara manusia dan alam.
"Tema kali ini adalah usulan dari rekan Dewan Kesenian Blambangan (DKB)," tutur Rofiq. (*)
Apa Reaksi Anda?