Membangun Jembatan Literasi Melalui Pustaka Rajut Asa

Pustaka Rajut Asa (PRA) mengadakan kegiatan Merajut Pustaka di MTs Ki Ageng Ngaliman, Kecamatan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur pada 25 November 2023. Kegiatan Pustaka Raj ...

Desember 4, 2023 - 21:30
Membangun Jembatan Literasi Melalui Pustaka Rajut Asa

TIMESINDONESIA, NGANJUKPustaka Rajut Asa (PRA) mengadakan kegiatan Merajut Pustaka di MTs Ki Ageng Ngaliman, Kecamatan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur pada 25 November 2023. Kegiatan Pustaka Rajut Asa berfokus pada peningkatan literasi peserta didik.

PRA bersama komunitas Senyum anak Nusantara (SAN) Chapter Jombang, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) peduli kemanusiaan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Kawula Ngabdi bekerja sama dalam pelaksanaan kegiatan Merajut Pustaka ini. 

Nur Jihan dari Tim Pegiat Pustaka Rajut Asa, menjelaskan latar belakang kegiatan merajut Pustaka, berawal dari tekad untuk mengajak kawan komunitas saling bahu-membahu untuk saling membantu membangun bukan hanya sekedar ruang baca, namun juga ruang untuk bercita, dan bercerita.

“Tertampar rasanya, melihat kondisi para murid serba kesulitan dan kekurangan saja memikirkan orang sekitar, bagaimana dengan kondisi di kota dengan berbagai fasilitas? Karenanya, Merajut Pustaka untuk menggapai asa harus dilakukan, bukan sekedar ruang baca, namun juga ruang tuk bercita, dan bercerita. Layaknya kertas putih, masa depan mereka bersih, inilah saatnya untuk membuat coretan indah melalui bacaan,” jelas Nur Jihan.

Kegiatan yang dimulai pagi hari itu, mendapatkan antusias tinggi dari murid dan guru MTs Ki Ageng Ngaliman.

Nur Jihan , mengatakan, Peserta didik kebanyakan berasal dari luar kecamatan dengan jarak yang cukup jauh dan akses jalan sulit.kondisi sekolah ini cukup memprihatinkan dengan atap bocor, bahkan tak jarang diliburkan saat hujan, namun ternyata itu bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap menuntut ilmu.

“Miris rasanya ketika mengetahui mereka gemar membaca, namun dengan fasilitas yang tidak memadai (genteng bocor, atap bolong dan minimnya buku bacaan). Hal tersebut menjadikan mereka patah semangat. Bahkan, mereka dilarang ke ruang perpustakaan karena gedung yang hampir roboh. Namun, jawaban cita-cita mereka beragam dan lebih kepada kebermanfaatan lingkungan sekitar daripada hanya sebuah gaji,” ungkap Nur Jihan.

Saat itu tim Pegiat Pustaka Rajut Asa tersadar bahwa tidak sepenuhnya benar masyarakat Indonesia tidak gemar berliterasi, hanya saja mereka belum menemukan buku itu, buku yang menjadi jembatan mimpi-mimpi mereka, bahkan menurut riset tata kelola taman bacaan indonesia pun memaparkan hanya 5,5 persen saja taman bacaan yang memiliki koleksi buku memadai.

Nur Jihan menekankan, semua mimpi, layak untuk diperjuangkan. Untuk itu, Pustaka Rajut Asa  percaya literasi adalah sebuah jalan untuk memahat jalan mimpi-mimpi. Terlebih literasi adalah hak setiap manusia.

Sayangnya, tidak setiap orang memiliki akses buku layak baca untuk merajut mimpi-mimpi mereka yang luar biasa. Layaknya kertas putih, masa depan mereka bersih, inilah saatnya tuk membuat coretan indah melalui bacaan. 

“Sebisa mungkin kami takkan membiarkan mimpi mereka padam, karena minimnya akses, termasuk untuk mengetahui banyak hal melalui buku,” harapnya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow