Masyaallah, Da’i Muda Unisma Malang Safari Ramadhan ke Korea Selatan

Rombongan da’i muda yang tergabung dalam safari Ramadan 1445 H/2024 ke Korea selatan menjadi momentum syi’ar Islam yang penuh dengan ketakjuban

Maret 20, 2024 - 11:00
Masyaallah, Da’i Muda Unisma Malang Safari Ramadhan ke Korea Selatan

TIMESINDONESIA, MALANG – Rombongan da’i muda yang tergabung dalam safari Ramadan 1445 H/2024 ke Korea selatan menjadi momentum syi’ar Islam yang penuh dengan ketakjuban. Lima belas da’i muda yang merupakan gabungan dari berbagai lembaga di Indonesia mengikuti kegiatan ini di bawah naungan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Korea Selatan.

Dari lima belas da’i muda tersebut, satu peserta dari Unisma Malang, 2 dari Universitas Pendidikan Indonesia, 3 dari Universitas Wali Songo, dan selebihnya dari utusan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Unisma sebagai pelopor kampus Nahdlatul Ulama yang mengirimkan da’i muda ke Korea Selatan sebagai bagian bentuk perwujudan bahwa Unisma memiliki komitmen untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi lintas negara. Semboyan Unisma dari NU untuk Indonesia dan Peradaban Dunia merupakan spirit aksiologis untuk menjadikan kampus kebanggaan NU ini sebagai kampus internasional.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Misi Unisma mengirim salah satu sivitas akademika ke Korea Selatan selama satu bulan sebagai bentuk kesadaran kelembagaan untuk ikut andil dalam implementasi kemitraan internasional dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahlatul Ulama di Korea Selatan (MWCI NU).

Selama Ramadan MWCI NU Korea Selatan memiliki program reaktifisasi masjid-masjid NU dengan kegiatan pengajian dan perimaan zakat, infak, dan sedekah.

Saat tiba di Korea Selatan, rombongan da’i Indonesia langsung dijemput oleh para pengurus MWCI NU Korea Selatan di Bandara Internasional Incheon. Para da’i kemudian digirim ke kantor MWCI NU Kota Daejeon sebagai kantor baru yang letaknya ada di bagian tengah Korea.

Para da’i diterima dan dilepas oleh Ketua Tanfidziyah PCINU Korea Selatan Mohamad Habibi. Setelah kegiatan penerimaan dan pelepasan, para da’i dijemput oleh pengurus takmir masing-masing dan menyebar ke seluruh Korea Selatan.

Da’i Unisma yang diwakili oleh Moh. Badrih ditempatkan di daerah Pyongdong Gwangju yang berjarak kurang lebih 266 KM dari Ibu Kota Seoul. Da’i muda Unisma ini bertugas di Masjid Al-Ishlah yang merupakan masjis satu-satunya di daerah tersebut. Masjid ini didirikan oleh komunitas muslim dan diresmikan oleh Al-Habib Zainal Abidin pada tahun 2016. Para pengurus masjid Al-Islah yang mayoritas nahliyin tetap memertahankan nilai-nilai ke-NU-an di tengah-tengah masyarakat yang pluralis.

Masjid Al-Ishlah yang terletak di jantung Kota Gwangju ini menjadi salah satu masjid dengan lokasi yang sangat strategis. Di sekitar masjid terdapat delapan perusahaan raksasa Korea selatan, salah satunya adalah pabrik Kia Mobil. Dengan prinsip tawasut, tawasut, i’tidal dan tasamuh para pengurus masjid memiliki pemahaman tentang budaya dan konteks lokal Gwangju, sehingga nilai-nilai Islam yang ada di daerah ini dapat diterima dengan baik oleh masyarat sekitar walaupun berbeda keyakinan.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

So, Yun-Hee salah satu polisi inteligen di daerah ini mengaku kagum dengan nilai-nilai Islam yang berpusat di masjid Al-Ishlah. Dalam analisis polisi perempuan muda ini, semenjak terdapat komunitas-komunitas muslim di daerah Gwangju tingkat kriminalitas menurut sampai dengan 73%.

Saat da’i muda Unisma datang ke tempat ini dia langsung disambut oleh Yun-Hee yang saat itu bertanya mengenai profil da’i Ustaz Moh. Badrih. Dalam percakapan keduanya yang diterjemahkan oleh salah satu pengurus masjid AL-Ishlah, dosen di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini menjelaskan dalam berdakwah sangalah penting untuk memahami budaya, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat Korea Selatan. "Hal ini membantu dalam merancang strategi dakwah yang sesuai dengan konteks lokal dan menghindari kesalahpahaman budaya,”jelasnya.

Di saat yang bersamaan Yun-Hee menyampaikan bahwa kerja sama antara penegak hukum Korea Selatan dengan komunitas muslim lokal haruslah semakin erat terutama dalam menjalin komunikasi dalam berbagai bidang keagamaan demi keberlangsungan keamanan masyarakat setempat.

Meskipun jumlah Muslim di Korea Selatan relatif kecil, di sini masih terdapat komunitas muslim yang aktif. Maka, menjalin kerjasama dengan komunitas muslim lokal dapat membantu dalam menyebarkan pesan dakwah dan memperluas jaringan walaupun tidak mengibarkan bendera dan panji-panji perjuangan secara langsung. Demikianlah nilai-nilai Islam dapat diterima di sini. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow