Mahasiswa Unisma Malang Kenalkan Bahasa Inggris dan Energi Terbarukan kepada Anak Usia Dini
Pengabdian Masyarakat Internasional merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang diemban oleh mahasiswa, terutama mereka yang berasal dari latar belakang internasional. Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Pengabdian Masyarakat Internasional merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang diemban oleh mahasiswa, terutama mereka yang berasal dari latar belakang internasional. Universitas Islam Malang (Unisma) kembali menunjukkan komitmennya dalam bidang ini melalui kegiatan International Community Service bertajuk “Powering the Future: Teaching English and Renewable Energy for Kids” yang diselenggarakan pada bulan Maret 2025.
Kegiatan ini dilaksanakan di Global Academia Indonesia Learning Center, Desa Klampok, Singosari, dan menyasar anak-anak usia dini sebagai peserta. Program ini dipimpin oleh Mohamed Abubakar Abdelrahman Mohameday, mahasiswa Teknik Mesin, dan Mogtaba Osman Ibrahim, mahasiswa Teknik Elektro, keduanya berasal dari Sudan. Mereka berperan sebagai pengajar utama dalam program ini, dengan dosen pendamping Dr. Imam Wahyudi Karimullah, S.S., MA, dosen Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unisma.
Pemilihan lokasi di KEK Singosari sangat strategis karena kawasan ini merupakan pusat pengembangan ekonomi dan budaya yang mendukung pembentukan generasi muda global yang tangguh dan adaptif. Kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak, tetapi juga memperkenalkan konsep energi terbarukan, khususnya energi angin, melalui pendekatan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Program ini menggunakan metode pembelajaran inovatif yang menggabungkan bahasa dan sains. Anak-anak diajak berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti permainan edukatif, sesi tanya jawab, praktik berbicara dalam situasi sehari-hari, serta demonstrasi langsung prototipe turbin angin sederhana. Pendekatan kontekstual ini membuat anak-anak lebih mudah memahami materi.
Setelah pelaksanaan kegiatan, tercatat peningkatan kepercayaan diri anak-anak dalam berkomunikasi dalam bahasa Inggris serta pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya energi terbarukan. Suasana belajar yang menyenangkan serta keterlibatan aktif dari relawan dan komunitas lokal turut menunjang keberhasilan program ini.
Dr. Imam Wahyudi Karimullah menyampaikan bahwa program ini berhasil menggabungkan pendidikan bahasa dan sains secara harmonis. “Metode pembelajaran yang kontekstual sangat membantu anak-anak memahami materi dengan lebih baik. Mereka tidak hanya belajar bahasa Inggris, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang keberlanjutan energi,” ujarnya.
Lebih jauh, kegiatan ini juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya inovasi dan keberlanjutan lingkungan sejak usia dini. Diharapkan, anak-anak peserta program akan tumbuh menjadi generasi yang cerdas, inovatif, dan peduli terhadap lingkungan, serta mampu menghadapi tantangan global di masa depan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen mahasiswa internasional Unisma untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan teknologi. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pelaksanaan kegiatan serupa di masa yang akan datang. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Apa Reaksi Anda?






