Lebih dari 300 Keris Nusantara Bakal Mejeng di Brawijayan Tosan Aji Fest

Universitas Brawijaya (UB) melalui PT Brawijaya Multi Usaha (BMU), bersiap menggelar Brawijayan Tosan Aji Fest 2025: International Contemporary Keris Festival pada 18–20 April 2025. Kegiatan berskala…

April 17, 2025 - 21:30
Lebih dari 300 Keris Nusantara Bakal Mejeng di Brawijayan Tosan Aji Fest

TIMESINDONESIA, MALANGUniversitas Brawijaya (UB) melalui PT Brawijaya Multi Usaha (BMU), bersiap menggelar Brawijayan Tosan Aji Fest 2025: International Contemporary Keris Festival pada 18–20 April 2025. Kegiatan berskala internasional ini mengangkat warisan budaya keris dengan pendekatan saintifik, sekaligus melibatkan komunitas budaya, akademisi, pelajar, hingga masyarakat sekitar kampus.

Direktur Utama PT BMU, Dr. Edi Purwanto, menjelaskan bahwa gelaran ini memiliki lima tujuan utama. Pertama, sebagai upaya mengenalkan dan melestarikan budaya serta kearifan lokal Nusantara kepada generasi muda, khususnya pelajar tingkat SMP, SMA hingga mahasiswa.

“Karena itu kami menggandeng Dinas Pendidikan dan berbagai elemen kebudayaan agar misi edukatif ini sampai ke Gen Z,” ujarnya.

Kedua, festival ini menjadi wadah komunikasi bagi para pegiat budaya dari berbagai daerah. “Kami ingin memperluas pemahaman masyarakat bahwa budaya bukan hanya sebatas seni atau simbol, tapi menyangkut aspek mendasar dalam kehidupan,” jelas Edi.

Tujuan ketiga adalah membangun persepsi positif terhadap Tosan Aji, khususnya keris, yang selama ini kerap dikaitkan dengan hal mistis. UB ingin mengenalkan keris dari perspektif ilmiah.

“Keris itu mengandung logam dan unsur alam lain yang bisa dikaji secara saintifik. Ini bagian dari misi kampus dalam mengangkat budaya berbasis keilmuan,” terangnya.

Keempat, Brawijayan Tosan Aji Fest mendorong kolaborasi produktif antar pegiat budaya, khususnya dalam pelestarian dan pengembangan keris sebagai warisan budaya. Dan kelima, menjadi bentuk penghargaan bagi para pendahulu dan pegiat budaya, termasuk dengan pencanangan Hari Keris Nasional yang telah dikomunikasikan dengan Kementerian Kebudayaan.

Dalam semangat kolaboratif, PT BMU juga mengoptimalkan potensi jejaring kampung lingkar kampus, seperti Kampung Cempluk. “Teman-teman dari kampung kami libatkan untuk menampilkan kesenian angklung, perkusi, serta potensi budaya lokal lain. Ini jadi satu-kesatuan kegiatan budaya yang menyatu dengan UB,” tutur Edi.

Salah satu agenda istimewa adalah penghantaran keris pusaka oleh para empu yang telah membuatnya selama dua tahun terakhir. Keris-keris ini nantinya akan diserahkan secara simbolik kepada Menteri Kebudayaan. Selain itu, festival ini juga memberikan penghargaan kepada insan perkerisan Nusantara, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka dalam merawat budaya.

Edi menyebut, pameran keris menjadi salah satu daya tarik utama festival ini. Terdapat 30 stan pameran, dimana masing-masing rata-rata menampilkan sekitar 10 keris, sehingga diprediksi lebih dari 300 keris akan dipamerkan.

“Banyak keris yang dipilih melalui proses kurasi oleh tim dari Kementerian Kebudayaan. Ini menjamin kualitas dan nilai historisnya,” katanya.

Beberapa kolektor dari berbagai daerah seperti Kalimantan, Sumatera, Lombok, hingga Maluku telah mengonfirmasi kehadiran mereka. “Bahkan ada yang menitipkan koleksi kerisnya untuk dipamerkan. Tidak menutup kemungkinan, ada transaksi koleksi juga selama acara,” tambahnya.

Brawijayan Tosan Aji Fest 2025 menghadirkan 13 rangkaian acara mulai dari pameran keris, seminar internasional, workshop penempaan keris, talk show karakter Brawijaya, hingga fashion show tematik yang menampilkan busana bernuansa budaya oleh pelajar dan mahasiswa.

Seminar internasional menghadirkan pembicara dari tiga negara: Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Di antaranya adalah Basuki Teguh Yuwono (Staf Khusus Menteri Kebudayaan RI), Dr. Muhtaruddin Bin Musa (Direktur Divisi Penelitian Yayasan Strategik Lestari Malaysia), dan Tera Jantipa (Wakil Direktur Institut Studi Thailand).

Selain itu, akan ada pertunjukan wayang kontemporer yang dibawakan oleh Globalising UB, lembaga UB yang bergerak dalam diplomasi budaya di level global. “Kami ingin budaya Indonesia tampil modern tapi tetap berakar,” tegas Edi.

Puncak acara juga akan ditandai dengan peluncuran buku tentang keris sebagai kontribusi akademik UB dalam literatur kebudayaan. Edi berharap, melalui festival ini, generasi muda bisa tertarik untuk mendalami dunia perkerisan, bahkan menjadi empu-empu muda di masa depan.

“Ini bukan sekadar festival, tapi jalan panjang untuk pelestarian budaya lewat pendekatan ilmiah, kolaboratif, dan inklusif. UB hadir sebagai kampus pelopor dalam mengangkat budaya ke level akademik dan global,” pungkasnya.

Event ini juga digelar untuk memeriahkan hari ulang tahun ke 111 Kota Malang, yang diperingati setiap bulan April. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow