Kepedulian Rektor UNJ Untuk Wujudkan Kampus yang Aman, Nyaman, dan Bebas dari Perundungan dan Kekerasan Seksual Melalui Pakta Integritas Bersama
Pada tahun 2022 lalu, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menjadi kampus diurutan pertama yang ramah disabilitas sesuai berdasarkan rilis data dari Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik)
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pada tahun 2022 lalu, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menjadi kampus diurutan pertama yang ramah disabilitas sesuai berdasarkan rilis data dari Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemdikbud, dari 340 penyandang disabilitas yang mendaftar pada Oktober 2022 lalu, sebanyak 261 orang berhasil lolos seleksi dan diberi kesempatan untuk menjalani perkuliahan di 80 perguruan tinggi akademik dan vokasi, baik negeri maupun swasta di seluruh wilayah Indonesia. Dalam hal ini, UNJ menerima 11 mahasiswa penyandang disabilitas fisik dan sensorik yang tersebar di berbagai program studi.
Untuk terus berkomitmen mewujudkan lingkungan kampus yang aman, nyaman, sehat, dan memuliakan keberagaman, kesetaraan, inklusif, serta anti perundungan dan anti kekerasan seksual, maka pada acara puncak Dies Natalis ke-59 UNJ di GOR Kampus B UNJ pada Sabtu, 17 Juni 2023, turut dilangsungkan penandatangan pakta integritas pimpinan dan sivitas akademika UNJ dalam mewujudkan kampus yang bebas perundungan dan kekerasan seksual, serta bertoleransi dalam keberagaman.
Situasi dan kondisi dalam dunia pendidikan yang masih marak terjadinya kasus perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi menjadi perhatian serius pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan mengeluarkan berbagai kebijakan dan program kegiatan yang terintegrasi pada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Nadiem Makarim selaku Mendikbudristek selalu menyampaikan dalam berbagai kesempatan acara, bahwa dalam dunia pendidikan terdapat “3 dosa besar dalam dunia pendidikan”, yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. “Di tengah perbedaan, tidak ada ruang bagi tumbuhnya kekerasan. Memang, dengan berkembangnya media informasi, selalu ada peluang untuk memecah kesatuan bangsa. Namun, keragaman yang ada di Indonesia harus kita maknai sebagai berkah, bukan musibah, ungkap Nadiem Makarim.
Berangkat dari persoalan masih adanya “3 dosa besar dalam dunia pendidikan” ini, Rektor UNJ berkomitmen mengajak bersama seluruh sivitas untuk mewujudkan dan menjaga kehidupan kampus yang aman, nyaman dan bebas dari segala perundungan, kekerasan seksual, dan bertoleransi dalam keberagaman yang ada.
Atas kegiatan penandatangan pakta integritas pimpinan dan sivitas akademika UNJ dalam mewujudkan kampus yang bebas perundungan dan kekerasan seksual, serta bertoleransi dalam keberagaman mendapat apresiasi dari Chatarina Muliana selaku Inspektur Jenderal Kemendikbudristek. Chatarina Muliana mengatakan bahwa keberadaan Satgas PPKS sangat diharapkan di kampus. Pasalnya berdasarkan hasil survei 2020 ditemukan bahwa 92% dari 162 responden mengaku pernah jadi korban kekerasan berbasis gender online. Data tersebut menunjukan sebagian besarnya adalah mahasiswa. Disamping itu 77% dosen menyatakan kekerasan seksual pernah terjadi di kampus. Keberadaan Satgas PPKS UNJ dan acara ini sangat baik sekali, dan apresiasi terhadap Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ dan jajarannya. Semoga kepedulian mewujudkan kampus yang aman, nyaman, dan bebas perundungan dan kekerasan seksual dapat dicontoh oleh rektor di kampus lain,” Ujar Chatarina Muliana.
Pada kesempatan acara, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ mengatakan bahwa dalam rangkaian Pesta Rakyat Dies Natalis ke-59 UNJ ini juga dilaksanakan penandatanganan pakta integritas oleh pimpinan dan segenap sivitas akademika UNJ yang dalam hal ini diwakilkan oleh organisasi mahasiswa yang ada di UNJ untuk bersama dan berkomitmen mewujudkan kampus yang bebas perundungan dan kekerasan seksual, serta bertoleransi dalam keberagaman yang ada agar dapat terus terjaga suasana kampus yang aman, nyaman, toleran dan sehat. Terima kasih kepada BEM UNJ, BEM Fakultas, BEM Prodi, MTM, BPM Fakultas dan Prodi, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan organisasi mahasiswa yang lain untuk komitmennya mewujudkan kehidupan kampus yang selalu memuliakan keragaman, kesetaraan, inklusif, dan kemanusiaan, ungkap Prof. Komarudin.
Prof. Komarudin menambahkan, bahwa tahun 2021 saat Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di lingkungan perguruan tinggi dirilis oleh Kemendikbudristek, UNJ langsung gerak cepat membuat Peraturan Rektor Nomor 7 Tahun 2021 tentang PPKS di lingkungan UNJ sebagai dasar pembentukan Satuan Tugas (Satgas) PPKS, yang diketuai oleh Iriani Indri Hapsari sebagai Ketua Satgas Sementara PPKS, dan Ikhlasiah Dalimoenthe sebagai Ketua Satgas Tetap PPKS masa periode 2022 – 2024. Satgas PPKS UNJ ini sebagai garda terdepan dalam mewujudkan kampus yang aman dan nyaman dari segala bentuk kekerasan seksual bagi setiap warga UNJ, ungkap Prof. Komarudin.
Kemudian juga untuk menciptakan karakter dan toleransi sivitas akademika, maka dibentuk Pusat Pengembangan Prestasi Karakter dan Peradaban (P3KP) UNJ pada tahun 2020 yang diketuai oleh Andy Hadiyanto. Kedepannya setelah ini, akan dibentuk Satgas Anti Perundungan agar semakin terlembaga berbagai kegiatan dan program untuk menciptakan kampus yang bebas perundungan, tutup Prof. Komarudin.
Pada kegiatan ini juga, Ikhlasiah Dalimoenthe selaku Ketua Satgas PPKS UNJ yang turut hadir dalam penandatangan pakta integritas mengatakan bahwa UNJ sebagai kampus pencetak guru harus punya komitmen bersama. Menurutnya, anak-anak yang jadi generasi penerus tidak boleh berperilaku menyimpang, ucap Dr. Ikhlasiah Dalimoenthe
Selain itu, Ikhlasiah Dalimoenthe turut singgung dari hasil penelitiannya bahwa sebagian besar korban tidak berani untuk melapor mencapai angka 63%. Sehingga hal tersebut harus di tindak lanjuti dengan langkah cepat dari Satgas PPKS. Melalui penandatanganan pakta integritas ini diharapkan terwujud kampus yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan dan kekerasan seksual. Tentu ini semua dapat tercapai berkat kepedulian dan dukungan penuh dari pimpinan kampus, baik Rektor, dan para wakil rektor serta pimpinan yang lain, ucap Ikhlasiah Dalimoenthe yang juga dosen Prodi Sosiologi FIS UNJ.
Apa Reaksi Anda?