Karang Taruna Hasan Besari Ponorogo Gelar Jelajah dan Diskusi Sejarah Tegalsari
Karang Taruna Hasan Besari mengadakan jelajah dan diskusi sejarah Tegalsari guna mengedukasi kesejarahan bagi pemuda dan masyarakat Kabupaten Ponorogo. ... ...
TIMESINDONESIA, PONOROGO – Karang Taruna Hasan Besari mengadakan jelajah dan diskusi sejarah Tegalsari guna mengedukasi kesejarahan bagi pemuda dan masyarakat Kabupaten Ponorogo.
Bertempat di Ndalem Ageng Muhammad Besari Desa Tegalsari, Jetis Ponorogo, acara ini diikuti tidak kurang dari 70 peserta tersebut datang dari dalam kota maupun luar kota Ponorogo.
Kegiatan yang mengambil tema “Menelisik Warisan Budaya Pesantren Tegalsari” sekaligus memperingati Haul Kanjeng Kiai Bagus Hasan Besari.
Menurut Anton Kristiantoni, Penasehat Komunitas Jagongan Ponorogo mengatakan, jika mendengar nama Tegalsari ini sudah besar bahkan sampai luar Ponorogo.
“Tegalsari adalah salah satu ikon Ponorogo terkenal yang pernah melahirkan pujangga besar Ronggowarsito. Maka, kami berkolaborasi dengan masyarakat lokal karena saya yakin masih banyak data yang belum ter-publish,” kata Anton, Senin (15/1/2024).
Sementara Khoirul Huda Kepala Desa Tegalsari, mengaku tidak menyangka kalau Karang Taruna Hasan Besari bisa mengadakan kegitan dialog sejarah tegalsari.
“Saya tidak menyangka jika anak-anak karang taruna akan mengadakan kegiatan seperti ini dibenak saya tidak ada tapi Alhamdulillah bagi kami dari pemerintahan desa sangat mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas pencapaian kegiatan ini,” tuturnya.
Acara diskusi yang dipandu oleh Fuad Faizin dari tim Jagongan Ponorogo, dimulai dengan pemaparan bukti dan data sejarah warisan budaya yang kemudian diisi diskusi dan sesi tanya jawab.
“Di Jagongan Ponorogo ini tujuannya mengedukasi pentingnya sejarah, kita memberi dan mencari jadi belajar bersama. Bagaimana narasi sejarah bisa hidup di zaman sekarang,” papar Fuad Faizin.
Kegiatan jelajah dan diskusi tersebut diawali dengan jelajah religi yakni ke makam dan masjid dukuh Setono (Artefak Islam dari abad ke-17), Makam Kiai Nur Shodiq (kearifan Kiai ahli al-Qur'an dan kanuragan).
Lanjut ke Makam Kiai Ageng Muhammad Besari (pusara para Kiai perdikan), masjid Jami' Tegalsari (arsitektur pesantren abad ke-18) dan Dalem Ageng Tegalsari (kediaman Kiai dan pusat kegiatam santri) yang menjadi tempat diskusi.
Ketua Karang Taruna Hasan Besari Achmad Zakky Mubarok pun berharap ada kegiatan tindak lanjut ke depanya, apalagi desa Tegalsari ini adalah desa wisata religi.
"Tujuan diadakan ini untuk menelusuri sejarah, jadi bisa untuk mengedukasi para pemuda di Tegalsari agar ke depan bisa menjadi pemandu wisata bagi pengunjung wisata religi,” tukasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?