Jaga Kestabilan Harga Akibat Antraks, Pemkab Banyuwangi Perketat Lalu Lintas Hewan Ternak

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan), telah mengambil langkah-langkah tegas untuk menjaga kestabilan harga hewan ternak ...

Juli 13, 2023 - 13:50
Jaga Kestabilan Harga Akibat Antraks, Pemkab Banyuwangi Perketat Lalu Lintas Hewan Ternak

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab Banyuwangi) melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan), telah mengambil langkah-langkah tegas untuk menjaga kestabilan harga hewan ternak setelah terdeteksi adanya wabah penyakit Antraks di beberapa wilayah yang sempat menghebohkan dunia peternakan.

Dalam upaya untuk mencegah penyebaran yang lebih luas lagi dan melindungi populasi hewan ternak, Dispertan Pemkab Banyuwangi melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang dijadikan untuk lalu lintas hewan ternak masuk di Bumi Blambangan seperti di Pelabuhan Ketapang, Pelabuhan Tradisional dan sebagainya.

“Peternak sementara waktu kita minta untuk tidak mendatangkan hewan ternak dari luar Banyuwangi atau Provinsi Jawa Timur,” kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dispertan Banyuwangi, Drh Nanang Sugiarto, Kamis, (13/7/2023).

Perlu diketahui, Antraks merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis. Bakteri ini memiliki kemampuan membentuk spora yang tahan terhadap perubahan cuaca dan mampu bertahan di tanah selama bertahun-tahun sehingga sulit untuk dieliminasi.

Proses penularan bakteri dari hewan ke manusia tidak mesti secara langsung. Tanah bekas hewan mati akibat antraks pun menjadi berbahaya. Bakteri mudah masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka atau kulit yang mengelupas walaupun kecil. 

Selain itu, bakteri Antraks sangat mematikan bila sampai ke otak. Antraks dapat terjadi pada kulit, sistem pernapasan, dan saluran pencernaan.

“Bahkan, jika terlanjur terkonsumsi antraks bisa menimbulkan kematian,” cetusnya.

Melihat bahaya Antraks yang cukup serius, Dispertan Banyuwangi tidak hanya melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang dijadikan lalu lintas ternak. Tapi, juga sedang menggalakkan pemantauan penyakit tersebut di sejumlah hewan ternak seperti sapi, kambing, domba dan sebagainya.

“Kami terus giatkan surveillance kesejumlah hewan ternak se Banyuwangi,” ungkapnya.

Pada umumnya, gejala-gejala hewan yang terdampak Antraks dapat dikenali dengan adanya demam tinggi dan tidak mau makan.

“Secara spesifik hewan yang terkena Antraks mengeluarkan darah yang susah membeku dari lubang-lubang alamiahnya seperti di anus, telinga, hidung dan sebagainya,” jelasnya.

Meski demikian, Dispertan Banyuwangi meminta masyarakat kabupaten yang terletak di paling ujung timur Pulau Jawa untuk tidak terlalu panik terhadap penyakit ini. Lantaran, di Bumi Blambangan Antraks masih terkendali dan tercover dengan baik.

“Jika terdapat hewan ternak yang mati mendadak atau ditemui gejala-gejala Antraks, warga diminta untuk segera melaporkan kepada kami,” imbuhnya.

Diambilnya langkah progresif tersebut, diharapkan penyakit Antraks di Banyuwangi bisa terkendali dengan baik dan harga hewan ternak di bisa stabil. Tentu, keterlibatan aktif peternak dan kesadaran masyarakat sangat membantu dalam mencegah penyebaran Antraks. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow