ITN Malang Kukuhkan Prof Julianus Hutabarat Jadi Gubes Bidang Teknik Industri

Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang secara resmi mengukuhkan Profesor Dr. Ir. Julianus Hutabarat, MSIE sebagai Guru Besar Bidang Keilmuan Teknik Industri. Pengukuhan ...

Maret 6, 2024 - 19:00
ITN Malang Kukuhkan Prof Julianus Hutabarat Jadi Gubes Bidang Teknik Industri

TIMESINDONESIA, MALANG – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang secara resmi mengukuhkan Profesor Dr. Ir. Julianus Hutabarat, MSIE sebagai Guru Besar Bidang Keilmuan Teknik Industri. Pengukuhan tersebut berlangsung di Aula Kampus 1 ITN Malang, Rabu (6/3/2024). Prof Julianus tercatat sebagai guru besar ke-9 dan menjadi profesor pertama di bidang Teknik Industri di ITN Malang.

Pada hari pengukuhanya, Prof Julianus membawakan pidato ilmiahnya berjudul “Ergonomi Industri berbasis Kognitif dan Mental Workload serta Tantangannya pada Industri 4.0 dan Society 5.0”. "Topik ini menjadi penting di era ini, karena teknologi dan otomasi semakin berperan besar dalam kehidupan manusia," ucapnya.

Pidato terbagi dalam empat bagian. Pertama, sejarah perkembangan Teknik Industri di Indonesia dan cakupan keilmuannya. Kedua, Human Factor dan Ergonomi pada Industri Batik Tulis, termasuk manfaat Singing Dancing saat rest break untuk menurunkan beban kerja mental dan meningkatkan kualitas pencantingan.

Ketiga, mengkaji tantangan ergonomi kognitif dan mental workload di era Industri 4.0 dan Society 5.0, beserta solusi pada level Low, Middle, dan Top Management. Terakhir, penelitian tentang driver ojek online (ojol) yang fokus pada permasalahan, solusi, dan usulan mengatasi kelelahan fisik dan mental mereka.

"Pidato ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah dan solusi praktis dalam menghadapi era Industri 4.0 dan Society 5.0, khususnya dalam bidang Ergonomi Industri," tuturnya.

Dibalik kesuksesannya meraih jabatan akademik tertinggi ini, ternyata ada banyak perjuangan yang telah dilalui oleh pria yang telah mengabdi di ITN Malang selama 35 tahun ini. Karirnya di ITN Malang di mulai dengan menjadi seorang staf recording.

“Saya resmi menjadi dosen tahun 1987. Kalau masuk ITN Malang tahun 1985 dimulai dari staf recording. Setelah lulus S-1 jadi asisten dosen, kemudian sekretaris jurusan, dan ketua jurusan teknik industri, hingga wakil rektor 2” ujarnya.

Perjalanan putra anggota TNI AL saat menempuh pendidikan di ITN Malang pada tahun 1980 juga tidak dilalui dengan mudah. Dia mengaku, selama kuliah, dia juga sambil bekerja untuk bisa mendapatkan tambahan pemasukan untuk kehidupannya di Malang.

“Saya kuliah di ITN sambil bekerja. Waktu itu saya memang ingin mandiri, dengan ke luar dari Surabaya. Sambi bekerja kiriman semakin hari semakin berkurang,” kata Julianus.

Putra pertama dari empat bersaudara pasangan Pintor Lohot Hutabarat dan R.A. Hartatik itu menambahkan, selain kemandirian, sang ayah juga selalu mengajarkan tentang pentingnya pendidikan. Banyak pesan dari sang ayah yang hingga kini masih tersimpan di memorinya.

“Bapak juga pernah berpesan, ‘kalau menginginkan mutiara maka harus berani menyelam di laut yang dalam. Kalau ingin berhasil mendapatkan sesuatu harus mau berjuang’. Keluarga kami memang pendatang yang tidak mempunyai sawah, karena itu kami harus sungguh-sungguh dalam belajar, dan bekerja keras,” terangnya.

Karir Suami dari Luki Taning Sinta Arfiwati ini tergolong gemilang. Tahun 1985, Julianus diterima sebagai staf recording di almamaternya. Usai lulus tahun 1986 ia direkrut sebagai asisten dosen, dan ditahun 1989 ia diangkat sebagai dosen. Selanjut, dengan biaya dari ITN Malang Julianus ditugaskan belajar ke ITB Bandung mengambil jurusan teknik dan manajemen industri. Kala itu ia menjadi satu-satunya magister teknik industri di ITN Malang dari lulusan ITB.

Lulus pascasarjana ITB karirnya mulai naik, tahun 1992-1999 Julianus menjabat sebagai ketua jurusan teknik industri S-1. Tahun 2000-2004 berkesempatan juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M). Bahkan jabatan ini diemban kembali di periode tahun 2010-2015, setelah sebelumnya antara tahun 2005 – 2007 sebagai kaprodi magister teknik industri program pascasarjana, dan 2008-2010 menjabat kembali sebagai ketua jurusan teknik industri S-1.

Pada tahun 2010-2014 atas dorongan kolega dan teman-temannya Julianus melanjutkan studi doktoral di Universitas Brawijaya (UB) bidang ilmu teknik mesin, peminatan teknik industri, lewat jalur beasiswa LPDP. Usai menyelesaikan doktoral, tahun 2015 Julianus diangkat sebagai Wakil Rektor I,I ITN Malang, Bidang Keuangan hingga tahun 2019.

Sebagai dosen pria kelahiran Surabaya 1961itu selalu memberikan pesan kepada mahasiswa agar pendidikan dijalankan dengan sungguh-sungguh, berjuang, dan tekun. Harus bisa membagi waktu, dan meluangkan waktu mendalami apa yang sudah diberikan oleh dosen.

“Alhamdulillah usaha keras, dan semangat mengantarkan saya sampai titik ini. Memang untuk sukses harus serius bersungguh-sungguh. Tanpa istiqomah agak berat kalau semua dikerjakan di penghujung waktu,” pungkasnya.

Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto ST MT PhD mengucapkan selamat kepada Prof Julianus yang dikukuhkan sebagai Gubes ITN Malang. Dia berharap, hal ini bisa menjadi pemicu untuk bisa lebih semangat dalam berkarya dan bermanfaat bagi banyak orang. Selain itu, dia juga berharap hal ini bisa menjadi motivasi bagi dosen untuk bisa mencapai puncak karirnya di bidang akademik.

Awan mengatakan, pihaknya akan terus mendorong seluruh sivitas akademika yang ada di ITN Malang untuk bisa meningkatkan karir akademiknya.  Dia menerangkan, saat ini ada 20 orang dosen yang menduduki jabatan fungsional Lektor Kepala.

"Pimpinan ITN Malang berkomitmen untuk mengawal dan mensupport ke-20 orang dosen ini agar dapat memenuhi kewajiban dalam menunaikan tugas Tridharma. Sehingga kami berharap dalam 2 tahun ke depan, akan ada paling tidak 10 dosen yang telah memenuhi persyaratan dan siap diajukan menjadi Guru Besar," ucapnya.

Sehingga pihaknya mentargetkan, pada tahun 2026 mendatang, ITN Malang bisa menambah jumlah Gubesnya menjadi sekitar 20 orang. "Kami berharap pada tahun 2026, akan ada paling tidak 10 guru besar baru di ITN Malang," pungkas Rektor ITN. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow