Hadapi Musim Kemarau, Disperikan Banyuwangi Bagikan Tips Bagi Pembudidaya Ikan

Kabupaten Banyuwangi mulai menghadapi musim kemarau pada bulan April in

April 25, 2025 - 20:00
Hadapi Musim Kemarau, Disperikan Banyuwangi Bagikan Tips Bagi Pembudidaya Ikan

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi mulai menghadapi musim kemarau pada bulan April ini. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para petani ikan, terutama dalam hal ketersediaan air untuk irigasi kolam.

Kepala Dinas Periknanan (Disperikan) Banyuwangi, Suryono Bintang Samudra, menyampaikan bahwa dampak musim kemarau seringkali cukup dirasakan, terutama di daerah hilir dimana air semakin berkurang jumlahnya. Namun, hal tersebut tidak harus menjadi hambatan bagi pembudidaya ikan.

“Dengan penerapan teknik yang tepat, pembudidaya dapat tetap menjaga produktivitas dan kualitas ikan mereka,” kata Suryono sapaan akrab Suryono Bintang Samudra, Jum’at (25/4/2025).

Suryono menyebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan petani ikan agar pemeliharaan tetap berjalan baik saat kemarau.

Berikut Tips Budidaya Ikan di Musim Kemarau:

Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

Pembudidaya ikan diimbau untuk aktif berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan guna memastikan distribusi air tetap berjalan lancar selama musim kemarau.

Koordinasi ini meliputi pengaturan jadwal penggunaan air, prioritas daerah yang lebih membutuhkan, serta solusi teknis untuk mengatasi keterbatasan pasokan.

Kurangi jumlah padat tebar

Para pembudidaya disarankan untuk mengurangi kepadatan ikan dalam kolam selama musim kemarau. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi oksigen dan menjaga kualitas air tetap optimal.

Dengan padat tebar yang lebih rendah, ikan akan memiliki ruang lebih banyak untuk bergerak, sehingga risiko stres akibat kekurangan oksigen dapat diminimalkan.

Gunakan sistem kolam Bioflok

Bioflok merupakan sistem budidaya ikan yang memanfaatkan teknologi mikroorganisme untuk mengelola limbah organik dalam kolam secara alami.

Salah satu keunggulan sistem bioflok adalah kemampuannya menjaga kualitas air tetap baik tanpa perlu mengganti air. Teknologi ini tidak hanya menghemat penggunaan air, tetapi pembudidaya dapat menjaga produktivitas kolam tetap optimal di musim kemarau.

Atur jadwal budidaya

Untuk mengurangi risiko kerugian di puncak musim kemarau, para pembudidaya disarankan untuk menyusun jadwal panen yang tepat.

Dengan pengaturan ini, ikan yang dipelihara di kolam sudah mencapai ukuran konsumsi dan siap dipanen sebelum pasokan air menjadi sangat terbatas.

Strategi ini tidak hanya menjaga produktivitas, tetapi juga memastikan kelangsungan usaha budidaya selama musim kemarau berlangsung.

“Ketika puncak musim kemarau, bisa dipastikan stok ikan air tawar akan berkurang. Untuk mengantisipasi tersebut, masyarakat bisa beralih mengkonsumsi ikan laut sebagai alternatif,” ujar Suryono.

Dengan upaya dan strategi yang tepat, musim kemarau tidak menjadi penghalang bagi produktivitas budidaya ikan di Banyuwangi. Dinas Perikanan berharap para pembudidaya dapat terus berinovasi dan beradaptasi untuk menjaga keberlanjutan usaha mereka.

Langkah ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi bagi tantangan iklim, tetapi juga mendukung ketahanan pangan masyarakat di Bumi Blambangan. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow