Dukung Pertumbuhan Agribisnis Muda, Polbangtan Malang Bahas Strategi Pengembangan Usaha Pertanian

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang menunjukkan komitmennya sebagai salah satu perguruan tinggi vokasi di Indonesia yang tak hanya mencetak lulusan kompeten, tetapi juga berjiwa entrepreneur…

April 22, 2025 - 19:30
Dukung Pertumbuhan Agribisnis Muda, Polbangtan Malang Bahas Strategi Pengembangan Usaha  Pertanian

TIMESINDONESIA, MALANG – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang menunjukkan komitmennya sebagai salah satu perguruan tinggi vokasi di Indonesia yang tak hanya mencetak lulusan kompeten, tetapi juga berjiwa entrepreneur di bidang pertanian. Sejak 2023, Polbangtan Malang resmi membentuk Inkubator Bisnis sebagai upaya strategis mencetak wirausahawan muda pertanian yang mandiri dan inovatif.

Inisiatif pembentukan Inkubator Bisnis ini merupakan pengembangan dari fungsi Teaching Factory (TEFA) yang telah lebih dulu berjalan di lingkungan kampus. Didukung oleh Program Youth Entrepreneurship Support Services (YESS) yang digagas oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian RI, Polbangtan Malang menjadikan inkubator sebagai motor penggerak lahirnya pelaku usaha pertanian muda yang profesional dan berkelanjutan.

Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman mengingatkan tentang pentingnya inkubator bisnis dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia, khususnya bagi para petani muda dan pelaku usaha pertanian.

Inkubator bisnis dimaksudkan untuk memberi pelatihan, bimbingan, dan pendanaan bagi calon pengusaha atau pelaku usaha yang bergerak di bidang pertanian, sehingga mereka bisa mengembangkan usahanya secara profesional dan berkelanjutan.

Senada dengan itu, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti menggarisbawahi, peran inkubator bisnis menunjang para pelaku usaha pertanian mendapatkan bimbingan dan akses ke pasar yang lebih luas.

Polbangtan-Malang-b.jpg

“Pengembangan teknologi dan inovasi yang dapat meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar global. Inkubator bisnis juga diharapkan mempercepat digitalisasi sektor pertanian dan membantu para petani untuk lebih mandiri mengelola usaha mereka,” katanya.

Untuk memperkuat keberlanjutan program ini, Polbangtan Malang menggelar Workshop Strategi Keberlanjutan Inkubator Bisnis pada 21–23 April 2025 di The Singhasari Resort, Batu.

Kegiatan ini dihadiri oleh National Program Management Unit (NPMU) Program Yess  dan beberapa instansi terkait seperti Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur (Diskop UKM Jatim), Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dari beberapa kabupaten, Mitra Tenant, Management Teaching Factory Polbangtan Malang, dan Management Inkubator Bisnis Polbangtan Malang, District Implementation Team (DIT) Yess PPIU Jawa Timur, dan Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) lokal, serta 23 Tenant Inkubator Bisnis Polbangtan Malang.

Teaching Factory (TEFA) Polbangtan Malang terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemandirian dan kewirausahaan di bidang pertanian. 

Salah satu langkah strategis yang tengah dikembangkan oleh Teaching Factory (TEFA) Polbangtan Malang adalah Koperasi Wira Agri sebagai penggerak utama aktivitas bisnis TEFA. Koperasi ini diharapkan mampu menjadi sentra ekonomi sekaligus menjembatani antara lingkungan akademik dengan dunia industri secara terintegrasi. Melalui koperasi ini, diharapkan TEFA dapat berkembang sebagai pusat pembelajaran sekaligus pusat ekonomi kampus yang inklusif.

Melalui workshop yang diselenggarakan kali ini, TEFA berupaya menyinergikan seluruh elemen, baik itu mahasiswa, tenant, mitra usaha, hingga stakeholder. Harapannya, jejaring TEFA tidak hanya menjadi wadah pembelajaran dan praktik kewirausahaan, tetapi juga berdampak nyata bagi masyarakat luas.

Program seperti PWMP (Pengembangan Wirausaha Muda Pertanian) diharapkan bisa menjadi motor penggerak tumbuhnya TEFA dari dalam. Dengan adanya inkubi yang aktif dan terlibat langsung, TEFA diyakini dapat tumbuh lebih besar dan lebih mudah dalam pengelolaan serta pemantauannya.

Wakil Direktur I Polbangtan, Ugik Romadi yang membawahi Teaching Factory menegaskan bahwa regenerasi petani merupakan fondasi utama dalam menjamin ketahanan pangan Indonesia. 

“Kita menghadapi situasi genting. Krisis regenerasi petani nyata adanya. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya serius dan sistematis untuk mendorong minat serta partisipasi generasi muda dalam sektor pertanian. Ini bukan sekadar program, tapi misi keberlanjutan bangsa,” ujarnya.

Ia menambahkan, pembentukan Brigade Pangan yang menyasar usia maksimal 39 tahun adalah langkah strategis dalam menumbuhkan SDM pertanian. “Jika regenerasi tidak tumbuh dengan baik, maka tidak ada jaminan ketahanan pangan di masa depan,” tegasnya.

Sementara itu, Novita Dewi Kristanti sebagai Project Manager Program YESS PPIU Jawa Timur, menyampaikan pentingnya pencatatan usaha secara rapi sebagai bagian dari tata kelola kewirausahaan yang sehat. 

“Kami menekankan bahwa usaha harus dicatat secara jelas untuk menghindari pencampuran antara keuangan usaha dengan keuangan pribadi. Ini hal mendasar tapi sangat penting,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa pada program-program mendatang, akan dilakukan pengawalan intensif terhadap pencatatan usaha agar wirausahawan muda dapat lebih disiplin dan siap untuk berkembang. Oleh karena itu, desain strategi keberlanjutan inkubasi perlu terus diperkuat melalui pendampingan yang berkelanjutan, guna memastikan bahwa setiap usaha yang dibina dapat berkembang secara maksimal dan siap menghadapi tantangan di masa depan. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow