Bawaslu RI: Pemuda Tulang Punggung Demokrasi
Anggota Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia (RI) Totok Hariyono menyampaikan bahwa pemuda dapat berperan sebagai penyelenggara pemilu da ...
TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Anggota Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia (RI) Totok Hariyono menyampaikan bahwa pemuda dapat berperan sebagai penyelenggara pemilu dalam setiap tingkatan. Peran ini cukup penting bagi para pemuda untuk berpartisipasi secara aktif dalam perpolitikan di Indonesia. Salah satunya dengan cara bersama-sama melaporkan adanya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada saat tahapan pemilu.
Hal tersebut disampaikan Totok Hariyono dalam agenda Kuliah Umum dengan tema “Peran Pemuda dalam Dinamikan Politik di Indonesia” yang digelar di Aula Institut Kyai Abdul Chalim (IKHAC), Pacet, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (20/5/2023).
Totok, sapaannya menjelaskan tentang pentingnya demokrasi di Indonesia. Demokrasi di Indonesia adalah sistem tata negara yang saat ini masih memungkinkan digunakan di Indonesia dibandingkan dengan sistem yang lain. Dibandingkan dengan sistem monarki maupun sistem lainnya.
“Demokrasi adalah sistem terbaik dari yang terburuk, karena menjamin pergantian sistem kekuasaan secara sustainable,” terang Totok Hariyono, Sabtu (20/5/2023).
Agenda pembukaan kuliah umum dengan tema 'Peran Pemuda dalam Dinamika Politik di Indonesia' bersama Pendiri Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Saifudin Chalim, Sabtu (20/5/2023) (Ahmad Said for TIMES Indonesia)
Sistem demokrasi di Indonesia menganut sistem demokrasi proporsional terbuka. Demokrasi adalah bentuk ikhtiar bangsa Indonesia dalam upaya mewujudkan cita-cita bersama pendiri bangsa ini. Merujuk pada pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.
Dalam sistem demokrasi, Indonesia memiliki sistem Pemilu. Pemilu menjadi alat untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia. Pemilu menjadi alat untuk mencapai tujuan demokrasi.
Totok juga menjelaskan tentang kesetaraan nilai dalam pemilu. Suara pemilih dalam pemilu adalah mutlak sama. “One man one value. Suara seorang profesor sama dengan suara rakyat biasa, itulah yang dinamakan keseteraan dalam sistem demokrasi,” jelasnya.
Pemuda Tulang Punggung Demokrasi
Kontestasi Pemilu 2024 tinggal 9 bulan lagi. Pemilih pada pemilu 2024 didominasi oleh pemilih muda berusia 17-40 tahun. Jumlahnya sekitar 107 juta orang atau penduduk atau 53-55 persen dari total jumlah pemilih
Totok menyampaikan bahwa pemuda menjadi tulang punggung tegaknya demokrasi di negeri ini. Salah satu cara yang bisa dilakukan pemuda adalah dengan menjadi bagian dari penyelenggara pemilu di berbagai tingkatan. KPU, PPK, PPS, KPPS, ataupun Pantarlih. Selain itu bisa masuk dalam jajaran Bawaslu, Panwascam, PKD, hingga PTPS.
“Pemuda dalam demokrasi adalah tulang punggungnya. Mahasiswa dalam hal ini menjadi koalisi strategis Badan Pengawas Pemilu untuk terselenggaranya pemilu yang tidak ada pelanggaran. Dimana penyelenggara menjamin peserta pemilu merasa aman dan nyaman,” tegasnya.
“Mahasiswa dapat berperan sebagai panitia pemantau penyelenggara pemilu. Dimana bersama-sama melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang mungkin terjadi dalam tahapan pemilu,” sambungnya.
Foto bersama usai agenda kuliah umum 'Peran Pemuda dalam Dinamika Politik di Indonesia', Sabtu (20/5/2023) (Ahmad Said for TIMES Indonesia)
Mahasiswa yang merepresentasikan pemuda hari ini menurut Totok adalah koalisi strategis untuk terselenggaranya pemilu yang demokratis. “Mahasiswa adalah koalisi strategis menuju pemilu yang demokratis, pemilu 2024 yang aman, nyaman, dan lebih baik,” pungkasnya.
Agenda ini juga mengumumkan tentang digelarnya lomba menulis esai tingkat mahasiswa se Indonesia yang diiniasi oleh Nakula dan TIMES Indonesia. Tema yang diangkat sama dengan tema kuliah umum 'Peran Pemuda dalam Dinamika Politik di Indonesia'. Totok Hariyono pun mengapresiasi hal ini.
Turut hadir dalam agenda ini, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, KH Asep Saifudin Chalim, Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Al-Barra, Ketua Bawaslu Kabupaten Mojokerto, Aris Fakhrudin As'yat, dan sejumlah tokoh yang lain. (*)
Apa Reaksi Anda?