Bantu Atasi Krisis Air, UGM Salurkan 1,2 Juta Liter Air di Gunungkidul
UGM menyalurkan bantuan air bersih di sejumlah lokasi di wilayah Kabupaten Gunungkidul yang mengalami krisis air. ... ... ...
TIMESINDONESIA, GUNUNGKIDUL – Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyalurkan bantuan air bersih di sejumlah lokasi di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Donasi air bersih bagi masyarakat yang mengalami krisis air akibat kekeringan itu mencapai 1,2 juta liter.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM, Arie Sudjito mengatakan, pihaknya telah melakukan droping air di sejumlah lokasi di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Bantuan air bersih sampai total 1,2 juta liter ini untuk membantu masalah yang dirasakan oleh masyarakat dalam hal mengurangi resiko krisis air akibat dari kemarau panjang.
"Kita bekerjasama dengan beberapa pihak. Jadi Direktorat pengabdian masyarakat UGM memang merancang pengabdian dalam arti kegiatan bukan KKN saja tapi juga memberikan bantuan bantuan, kemitraan dan seterusnya, termasuk bantuan langsung air bersih seperti ini," ujar Arie Sudjito, usai secara simbolis menyerahkan bantuan air bersih kepada Warga di Padukuhan Gubar, Kalurahan Giripurwo, Kapanewon Purwosari, Gunungkidul, yang diterima oleh Kepala BPBD Gunungkidul, Purwana, Selasa (7/11/2023).
Arie menyampaikan bahwa UGM sangat perhatian dan turut bertanggung jawab terhadap isu-isu seperti krisis air akibat bencana kekeringan ini. Pasalnya, impak dari bencana kekurangan air bersih ini akan mempengaruhi kehidupan manusia.
"Soal air ini harus jadi sub prioritas karena dia mempengaruhi kehidupan. Nah karena itu jangka menengah dan ke depan air sebagai prioritas itu harus menjadi komitmen yang baik oleh pemerintah daerah kabupaten, provinsi maupun nasional bahkan universitas universitas," tandas Arie Sudjito yang juga merupakan Sosiolog UGM ini.
Sementara itu Panewu Purwosari Wahyu Ardi Nugroho, menyampaikan terimakasih kepada pihak UGM yang telah melakukan donasi air bersih untuk warganya.
Ardi mengatakan pemerintah kabupaten maupun Kapanewon terus berupaya mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan musiman ini. Diantaranya mengangkat sumber air di Pantai Bekah, Purwosari yang saat ini telah berproses.
"Mudah-mudahan kalau sudah rampung, dapat mengatasi persoalan air di utamanya di Desa wilayah Selatan ini," ungkapnya.
Ia pun berharap kolaborasi dengan UGM terus dilanjutkan bukan saja mengenai persoalan ini namun untuk mengembangkan potensi-potensi lain yang tujuannya tak lain untuk kesejahteraan masyarakat. (*)
Apa Reaksi Anda?