Anak Sekolah Dilarang Naik Perahu Rakit, Pemkot Malang Siapkan Kendaraan
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya melakukan sidak secara langsung aktivitas perahu rakit (getek) di kawasan Merg ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya melakukan sidak secara langsung aktivitas perahu rakit (getek) di kawasan Mergosono, Kota Malang, Rabu (3/10/2023).
Aktivitas perahu rakit di aliran sungai Brantas tersebut dilakukan warga sekitaran Mergosono dan Bumiayu, karena jembatan gantung yang menjadi akses utama tengah diperbaiki total.
Mereka memiliki ide untuk menggunakan perahu rakit guna menyebrang dari wilayah Mergosono ke Bumiayu begitupun sebaliknya.
Namun, dalam sidak yang dilakukan, pihak Pemkot Malang menilai bahwa aktivitas tersebut cukup berbahaya dan ilegal.
Mulai dari akses tangga turun hingga perahu rakit yang digunakan dinilai tak sesuai dan membahayakan pengguna.
Terlebih, kebanyakan pengguna perahu tersebut adalah anak-anak sekolah dari SD hingga SMP.
Oleh sebab itu, Wahyu melarang anak sekolah untuk menggunakan perahu rakit sebagai aktivitas mereka berangkat dan pulang sekolah.
"Anak sekolah gak boleh (naik perahu rakit)," ujar Wahyu, Rabu (4/10/2023).
Bukan sekedar melarang, tapi Wahyu memiliki solusi. Dimana OPD terkait diminta menyiapkan kendaraan untuk mengantar ratusan anak tersebut berangkat sekolah dan pulang sekolah.
"Saya minta Kadisdik (Dinas Pendidikan), BPBD, Kecamatan dan Satpol PP menyiapkan kendaraan di setiap jam berangkat dan pulang sekolah," ungkapnya.
Untuk warga lainnya, ia sementara ini tidak dilarang. Hanya untuk anak sekolah yang dilarang dan disiapkan fasilitas.
"Kami tidak melarang, tapi mengingatkan bahwa dengan getek (perahu rakit) ini sama sekali tidak safety. Jadi saya minta pihak pelaksana membantu agar aman," katanya.
Bukan bantuan personel, namun sepertinya bantuan alat agar aman saat perahu tersebut digunakan oleh masyarakat dewasa.
"Kalau personel semua dari masyarakat. Yang jelas kita safety peralatan aja agar lebih aman. Tapi tetap, lebih baik jangan melalui itu (perahu rakit). Kalau ragu, lewat jalan lain saja," tuturnya.
Untuk para pekerja, ia juga masih akan mendata dan berharap agar perusahaan tempat masyarakat bekerja bisa memberikan toleransi atau bantuan.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana menyebut setidaknya ada 135 siswa SD dan SMP yang membutuhkan kendaraan untuk pulang dan berangkat sekolah.
Rinciannya, 75 siswa dari SD yang biasa menyebrang dari Bumiayu ke Mergosono serta 60 siswa SMP yang menyebrang dari Mergosono ke Bumiayu.
Kendaraan yang disiapkan, yakni kendaraan milik Satpol PP Kota Malang, Dishub Kota Malang, Kecamatan dan Diskopindag Kota Malang.
"Kami bikin shift nanti. Berarti kalau 60 butuh 4 kendaraan dari Mergosono. Kalau dari Bumiayu 75 berarti butuh 5 kendaraan," jelasnya.
Ia juga akan melakukan rapat dan mengirim surat kepada setiap kepala sekolah agar bisa memastikan anak didiknya tak lagi menggunakan perahu rakit, namun menggunakan kendaraan yang disiapkan Pemkot Malang.
"Kita akan survey lebih cepat mana, karena pagi berangkatnya. Kalau pulangnya agak sore dikit gak masalah," tandasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?